Harga minyak goreng melonjak sejak Oktober 2021, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Tokopedia dan Blibli pun mengungkapkan tren penjualan air fryer.

Air fryer adalah alat dapur untuk menggoreng berbagai makanan tanpa atau dengan sedikit minyak. External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya menyampaikan, produk kategori rumah tangga, termasuk air fryer, laris selama pandemi corona.

Hal itu karena mobilitas masyarakat di luar rumah dibatasi. “Ada upaya memenuhi kebutuhan rumah tangga dan mempercantik area tempat tinggal. Jadi pertumbuhannya tinggi,” kata Ekhel saat acara buka puasa bersama di Bale Nusa, Jakarta, Senin (25/4).

Namun ia tidak memerinci peningkatan penjualan produk kategori rumah tangga, maupun air fryer secara spesifik.

Selain Tokopedia, Blibli mencatatkan kenaikan transaksi air fryer. Menurut Project Lead Blibli Ramadan Pasti Berkah Wilson Kiantoro, ada peningkatan minat untuk perlengkapan dapur sejak sebelum ramadan.

“Blibli mencatat tingginya permintaan perlengkapan dapur seperti panci, set pisau hingga air fryer,” ujar Wilson dalam keterangan pers, tiga pekan lalu (7/4).

Peningkatan penjualan air fryer sejalan dengan kenaikan harga minyak di Indonesia. Data PIHPS menunjukkan bahwa harga minyak melonjak sejak Oktober 2021. Rinciannya sebagai berikut:

Imbas kenaikan harga minyak tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun melarang ekspor bahan baku minyak goreng mulai Kamis (28/4). Kebijakan ini berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Jokowi mengatakan, kebijakan itu bertujuan memenuhi pasokan dan menekan harga minyak goreng dalam negeri. Keputusan larangan ekspor bahan baku minyak goreng ini diambil dalam rapat kabinet tentang pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, terutama ketersediaan minyak goreng di dalam negeri.

“Saya akan terus memantau kebijakan ini agar minyak goreng melimpah dan harga terjangkau," kata Jokowi dalam konferensi pers, akhir pekan lalu (24/4).

Sebelumnya, Jokowi juga meminta Kejaksaan Agung  mengusut tuntas dugaan korupsi terkait persetujuan ekspor minyak sawit mentah atau CPO yang dianggap menyebabkan harga minyak meroket. Kejagung telah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus ini.

Keempatnya yakni Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana; Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group, Stanley MA; Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Parulian Tumanggor; serta General Manager PT Musim Mas, Togar Sitanggang.