Penyaluran Kredit Modal Rakyat hingga KoinWorks Naik di Tengah Pandemi

Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA
(ki-ka) Sri Mulyani Menteri Keuangan Indonesia, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono Gani, Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia dan moderator dalam acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center,  Jakarta (23/9/2019).
4/1/2021, 16.15 WIB

Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Modal Rakyat, Amartha, KoinWorks, dan Akseleran mencatatkan peningkatan penyaluran pinjaman selama 2020 meski ada pandemi corona. Pemberian kredit meningkat hingga 490% secara tahunan (year on year/yoy).

Sejak berdiri pada 2018, Modal Rakyat menyalurkan lebih dari Rp 782 miliar kepada ribuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pada 2020 saja, nilainya mencapai Rp 660 miliar. “Angka ini meningkat 490% yoy," kata perusahaan dikutip dari siaran pers, akhir pekan lalu (1/1).

Mayoritas pinjaman disalurkan ke peminjam di DKI Jakarta yakni 62,8%. Di luar ibu kota hanya 31,1%.

Sebanyak 51,9% pinjaman disalurkan kepada UMKM, khususnya yang masuk ekosistem digital. Sisanya 27,3% di sektor pangan, 5,9% otomotif, serta 4,71% arsitek dan konstruksi.

Terdapat 17 ribu pemberi pinjaman atau lender. Modal Rakyat juga menyasar lender institusi dengan menggaet lebih dari 10 lembaga keuangan hingga startup.

Pada Oktober lalu misalnya, perusahaan menggaet BRI. Melalui platform Modal Rakyat, bank berpelat merah itu berkomitmen menyalurkan pembiayaan hingga Rp 30 miliar untuk UMKM. Besaran kreditnya rerata Rp 250 juta.

"Kami berharap kerja sama ini bisa mengakselerasi inklusi keuangan, terutama mendukung para pelaku UMKM dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19,” ujar CoFounder Modal Rakyat Stanislaus MC Tandelilin dikutip dari siaran pers, Oktober tahun lalu (13/10).

Selain Modal Rakyat, Amartha mencatatkan peningkatan penyaluran pinjaman 21,22% yoy sehingga totalnya menjadi Rp 2,92 triliun per tahun lalu. Jumlah perempuan pengusaha mikro di desa yang mendapatkan kredit pun meningkat 11,65% yoy menjadi 588.283.

Tahun ini, Amartha menargetkan penyaluran pinjaman Rp 2,6 triliun kepada 650.000 perempuan pengusaha UKM perempuan di Jawa, Sulawesi dan Sumatera. "Kami akan memperluas produk dan meluncurkan program untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di desa," kata Founder dan CEO Andi Taufan Garuda Putra dikutip dari siaran pers, akhir pekan lalu (1/1).

Fintech lending lainnya, KoinWorks menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 2,5 triliun pada tahun lalu. Rerata kredit sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar per bulan. Sedangkan jumlah pemberi dan penerima pinjaman meningkat 61% yoy.

Chief Operating Officer KoinWorks Bernard Arifin optimistis, penyaluran pembiayaan melonjak tahun ini, meski masih ada pagebluk virus corona. "Performa positif pada portofolio kami selama pandemi Covid-19 memberikan optimisme akan potensi yang lebih besar pada 2021," katanya dalam acara Online Media KOINversation Small Group Interview, akhir tahun lalu (21/12).

Sedangkan Akseleran mencatatkan akumulasi pinjaman usaha produktif Rp 1,7 triliun lebih selama Januari-November 2020. “Tumbuh hingga 32% yoy," kata Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran Christopher Gultom. Kredit ini disalurkan kepada sekitar 2.500 borrower dari 150 ribu lender.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akumulasi penyaluran pinjaman oleh fintech lending tumbuh 96,19% yoy menjadi Rp 146,2 triliun per November 2020. Sedangkan outsanding atau yang masih berjalan mencapai Rp 14,1 triliun.

Pertumbuhannya melambat dibandingkan 2019 yang mencapai 228,8% yoy. Meski begitu, “industri ini menunjukkan pertumbuhan lebih cepat pada 2021 dibandingkan 2020. Tapi tetap tidak seperti 2017 hingga 2019," ujar Deputi Direktur Pengaturan Penelitian dan Pengembangan Fintech OJK Munawar Kasan dalam acara Diskusi Publik Menatap Masa Depan Fintech dan UMKM 2021, akhir tahun lalu (15/12).

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pun menargetkan penyaluran pinjaman Rp 86 triliun pada tahun ini. Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan target 2020 sebesar Rp 65 triliun, yang menurun dari rencana awal Rp 86 triliun.

Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah optimistis, target tersebut bisa tercapai pada tahun depan, meski masih ada pandemi Covid-19. "Ini angka realistis yang dapat kami wujudkan," katanya saat konferensi pers virtual bertajuk ‘Outlook Industri Peer to Peer Lending 2021’, akhir tahun lalu (7/12).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan