Bank digital dan startup teknologi finansial (fintech) gencar menggandeng TikTok, Facebook, dan LINE. Platform media sosial (medsos) ini juga tengah masif menyediakan layanan e-commerce.
Yang terbaru, beberapa media melaporkan bahwa Bank MNC Internasional dikabarkan menggaet TikTok. Induk TikTok, ByteDance disebut-sebut sepakat berinvestasi di MotionBanking, aplikasi perbankan digital milik Bank MNC Internasional.
Pekan lalu, Bank Aladin Syariah menggandeng Facebook Indonesia. Keduanya berkolaborasi memberikan literasi dan inklusi keuangan kepada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pada Juni, Bank KEB Hana Indonesia menggandeng platform percakapan dan jejaring sosial asal Jepang LINE Corporation. Keduanya kemudian meluncurkan aplikasi LINE Bank di Indonesia.
Ada tiga layanan perbankan yang ditawarkan oleh LINE Bank, yaitu simpanan, deposito, dan pembayaran.
Selain bank digital, fintech pembayaran DANA berkolaborasi dengan TikTok. Melalui kolaborasi ini, pengguna TikTok dapat menarik hadiah referral langsung ke saldo DANA.
Sekjen Asosiasi Modal Ventura untuk Startup lndonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menilai, fintech dan bank digital menggaet platform media sosial untuk memperluas jumlah pengguna. "Ini supaya memiliki ekosistem seperti pengguna dan penggunaan yang lebih besar lagi," katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (26/8).
Sedangkan Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan sepakat bahwa fintech dan bank digital tersebut ingin memperluas ekosistem. Aplikasi super atau superapp yang memiliki jumlah pengguna besar, rerata sudah mempunyai layanan keuangan sendiri.
Oleh karena itu, media sosial seperti TikTok hingga Facebook menjadi salah satu alternatif. "Ini menjadi solusi kerja sama," kata Gayo.
Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda mengatakan, platform media sosial mempunyai beberapa keunggulan. Salah satunya basis pengguna yang besar.
We Are Social mencatat, jumlah pengguna media sosial secara global 4,2 miliar per Januari. Angkanya tumbuh 13,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Berdasarkan riset Wearesosial Hootsuite pada 2019, jumlah pengguna media sosial di Indonesia 150 juta atau 56% dari total populasi.
"Ini membuat (platform media sosial) menjadi sarana pemasaran yang efektif bagi berbagai layanan keuangan," kata Nailul.
Selain itu, TikTok hingga Facebook mempunyai keunggulan dalam basis data. "Ini bisa dimanfaatkan untuk menjadi indikator credit scoring bank digital," ujar dia.
Berdasarkan riset PayPal bertajuk ‘Asia Social Commerce Report’ pada 2018, Facebook, WhatsApp, dan Instagram paling banyak dipilih oleh pelaku usaha di Indonesia. Ini terlihat pada Gambar berikut:
Riset tersebut melibatkan empat ribu konsumen dari Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Selain itu, 1.400 pelaku UKM.
Setidaknya, ada tiga alasan mereka memilih berjualan di media sosial yakni lebih mudah meraih pasar potensial, mudah digunakan, dan dapat meningkatkan jaringan sehingga bisa mendorong pertumbuhan bisnis. Di Indonesia, responden menyebutkan bahwa 80% penjualan melalui media sosial.