Kinerja Bisnis OVO yang Dikabarkan Akan Dilepas oleh Tokopedia

OVO, Tokopedia
OVO dan Tokopedia
Penulis: Desy Setyowati
15/9/2021, 15.28 WIB

DealStreetAsia sebelumnya melaporkan bahwa Tokopedia mempunyai 36,1% saham di induk OVO, Bumi Cakrawala Perkasa (BCP). Grab yang berbasis di Singapura merupakan pemegang saham terbesar yang memegang 39,2%.

Grup Lippo memegang 7,2% saham di BCP melalui dua anak usaha yakni Inti Anugrah Pratama dan Pima Ecommerce Global.

Pemegang saham lainnya yaitu Tokyo Century Corporation yang memiliki 7,5% di BCP. Lalu Wahana Inovasi Lestari yang dimiliki oleh pemilik Tokopedia Leontinus Alpha Edison dan William Taruwijaya, mempunyai 5% di BCP.

Namun Bank Indonesia (BI) tidak mengizinkan perusahaan menjadi pemegang saham pengendali di lebih dari satu fintech pembayaran. Sedangkan Gojek mempunyai GoPay.

Kebijakan itu dinilai menjadi alasan bagi Tokopedia untuk mengkaji divestasi saham OVO.

Momentum Works menilai, merger Gojek dan Tokopedia menjadi berkah tersembunyi bagi OVO. Fintech ini dinilai akan mengubah langkah prioritas yang dianggap kurang bersaing, lalu mengonsolidasikan promosi.

“Itu akan membantu OVO, dengan catatan. Tapi ini bukan poin utama,” kata tim Momentum Works pada Juni (29/6). Kuncinya yakni OVO secara strategis akan bisa lebih fokus dalam mengembangkan ekosistem sendiri, terlepas dari apakah Grab mengambil alih saham di GoTo atau tidak.

Momentum Works menilai, ekosistem OVO relatif komprehensif. “Dibandingkan dengan dompet yang disematkan, OVO sebagai aplikasi independen, memiliki lebih banyak kemiripan dengan Alipay,” kata tim.

Hal itu memberi OVO kapasitas untuk menjadi aplikasi super (superapp) di sektor keuangan dengan sendirinya.

Halaman: