OVO Raih Penghargaan Global, tapi Disebut Akan Dilepas oleh Tokopedia

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
OVO
Penulis: Desy Setyowati
20/9/2021, 12.08 WIB

OVO meraih medali emas dalam kategori Best Improvement Award - External Consulting/Training Service (Inhouse) dalam acara 16th Annual Global Contact Center World Awards - APAC Region 2021. Namun fintech bernuansa ungu ini tengah dikabarkan akan dilepas oleh Tokopedia.

Acara tersebut diselenggarakan oleh ContactCenterWorld, asosiasi global yang mengapresiasi praktik terbaik Contact Center dan Customer Engagement. Anggotanya lebih dari 200 ribu di seluruh dunia.

OVO pun berhak mewakili Asia Pasifik untuk maju ke ajang final global. “Medali yang kami peroleh membuktikan bahwa kualitas layanan maupun inovasi OVO sudah mampu menyamai, bahkan bersaing di tingkat  internasional,” kata VP of Customer Experience OVO Novie Marlika dalam siaran pers, Senin (20/9).

Selain itu, OVO juga memenangkan beberapa medali, di antaranya:

  1. Gold Medal: Best Improvement Award – External Consulting/Training Service (Inhouse) 
  2. Silver Medal: Best in Customer Service (Inhouse)
  3. Silver Medal: Best Employee Engagement (Inhouse)
  4. Silver Medal: Best Customer Service Manager (Inhouse)
  5. Bronze Medal: Best Crisis Management Campaign (Inhouse)
  6. Bronze Medal: Best Contact Center (Inhouse)
  7. Runner Up: Best Organizational CX (Inhouse)
  8. Runner up: Best Contact Center Trainer (Inhouse)

Namun DealStreetAsia melaporkan, entitas gabungan Tokopedia dan Gojek, GoTo dikabarkan akan memperpanjang masa penutupan putaran pendanaan (closing fund raising) sebelum mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau pre-IPO. Salah satu alasannya, karena ingin menyelesaikan divestasi saham OVO dari Tokopedia kepada Grab dan Emtek Group.

Sumber DealStreetAsia mengatakan, proses divestasi antara pemegang saham OVO dan Emtek Group telah mencapai kesepakatan. Rencananya akan diumumkan dalam waktu dekat.

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Gojek. Namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.

Sedangkan OVO enggan berkomentar. "Kami tidak dapat menanggapi rumor dan spekulasi di pasar," kata Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit kepada Katadata.co.id, Rabu pekan lalu (15/9).

Di luar rumor tersebut, kinerja bisnis OVO moncer di tengah pandemi corona. Fintech ini mencatatkan kenaikan transaksi mitra penjual (merchant) online 76% selama semester pertama. Layanan OVO tersedia di lebih dari 430 kota dan kabupaten.

Fintech itu juga menggaet lebih dari satu juta merchant yang terhubung dengan standar kode quick response atau QRIS. “Selain itu, OVO banyak menjalin hubungan dengan perusahaan-perusahaan besar yang semuanya saling terhubungi melalui platform,” ujar Harumi.

DealStreetAsia sebelumnya melaporkan bahwa Tokopedia mempunyai 36,1% saham di induk OVO, Bumi Cakrawala Perkasa (BCP). Grab yang berbasis di Singapura merupakan pemegang saham terbesar yang memegang 39,2%.

Grup Lippo memegang 7,2% saham di BCP melalui dua anak usaha yakni Inti Anugrah Pratama dan Pima Ecommerce Global. Pemegang saham lainnya yaitu Tokyo Century Corporation yang memiliki 7,5% di BCP.

Lalu Wahana Inovasi Lestari yang dimiliki oleh pemilik Tokopedia Leontinus Alpha Edison dan William Taruwijaya, mempunyai 5% di BCP.

Namun Bank Indonesia (BI) tidak mengizinkan perusahaan menjadi pemegang saham pengendali di lebih dari satu fintech pembayaran. Sedangkan Gojek mempunyai GoPay.

Kebijakan itu dinilai menjadi alasan bagi Tokopedia untuk mengkaji divestasi saham OVO.