Ratu Maxima dari Belanda memuji Gojek disela-sela Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Roma. Menurutnya, decacorn Indonesia ini membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendigitalisasi bisnis.
Ia menyampaikan, UMKM berperan penting untuk mencegah kemiskinan, ketidaksetaraan, dan memperkuat keberlanjutan ekonomi, terutama di tengah pandemi corona. UMKM menyumbang dua pertiga dari pendapatan nasional dan lebih dari setengah lapangan kerja di seluruh dunia.
Namun, sekitar setengah dari UMKM tidak memiliki akses ke kredit, pasar dan infrastruktur. Ia menilai, salah satu yang bisa dilakukan untuk mendorong UMKM bangkit dari Covid-19 yakni digitalisasi.
Jika UMKM tertinggal dalam mengadopsi teknologi digital. Hal ini mengakibatkan hilangnya peluang. “Ini merupakan tantangan bagi negara dengan ekonomi maju dan berkembang,” kata Ratu Maxima dikutip dari UNSGSA, Minggu (31/10).
Sedangkan digitalisasi membuat bisnis menjadi lebih efisien. Cara ini juga dinilai membantu dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Ia mencontohkan Gojek di Indonesia, yang membantu UMKM untuk mendigitalisasi bisnis. “Salah satu dari banyak contoh inspirasi yang saya lihat yakni di Indonesia, namanya Gojek,” ujar Ratu Belanda tersebut.
Oleh karena itu, cara kedua untuk mendorong UMKM bangkit yakni investasi dalam hal keterampilan dan kemampuan. Ia mengatakan, para pengusaha, karyawan, dan sektor pendidikan harus beradaptasi dengan teknologi dan kondisi pasar baru.
“Mencocokkan penawaran dan permintaan di pasar tenaga kerja adalah kebutuhan yang mendesak. Dan itu tidak berhenti di sekolah. Setiap orang perlu terus berkembang dan belajar,” katanya.
Pemerintah Belanda mengadakan Lifelong Development Program atau Program Pembangunan Seumur Hidup. Ini mendorong pembelajaran dan pengembangan seumur hidup selama karier seseorang dengan memberikan pelatihan, anggaran, dan saran.
“Tentu saja, ini membutuhkan investasi. Tetapi biaya tindakan seperti ini adalah sebagian kecil dari nilai tambah yang dapat kami hasilkan,” ujar dia.
Langkah ketiga untuk mendorong UMKM bangkit yakni menyediakan akses ke keuangan. Menurutnya, ini adalah salah satu kendala yang paling sering dihadapi UKM dalam mengembangkan bisnis.
Sedangkan mereka membutuhkan berbagai layanan keuangan, termasuk pembayaran, ekuitas, utang jangka pendek dan panjang, tabungan dan asuransi. Ini bisa didapat dari bank, koperasi atau teknologi finansial (fintech).
“Tetapi untuk sampai ke sana, kita perlu memperbaiki ekosistem keuangan secara keseluruhan, seperti sistem pelaporan kredit dan rezim kepailitan, dan tentu saja memanfaatkan peluang teknologi,” katanya.
Ratu Maxima sebenarnya pernah datang ke Indonesia dan bertemu dengan mitra Gojek pada 2018. Ia mendengarkan langsung cerita pengemudi taksi dan ojek online, serta mitra GoFood soal cara Gojek mendigitalisasi bisnis mereka.
Ia bertanya kepada salah satu mitra pengemudi yakni Nilawati, soal bagaimana kehidupan mereka terbantu dengan adanya aplikasi Gojek. “Sebelum bergabung, saya tidak terpikirkan untuk menyicil rumah. Namun Gojek menawarkan saya lewat program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN,” ujar Nila dikutip dari blog Gojek, pada 2018 (14/2/2018).
Sedangkan mitra GoResto yakni pemilik Warung Bakwan Malang (23 tahun) Ken mengatakan, lebih mudah mengatur pendapatan setelah bergabung. “Semua transaksi sudah otomatis ada di aplikasi, sudah tidak ribet lagi menghitung uang secara manual,” ujarnya.
Berdasarkan riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), ekosistem Gojek dan GoTo Financial berkontribusi Rp 249 triliun atau setara 1,6% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2020.
Hasil riset itu mengacu pada data transaksi di ekosistem Gojek dan GoTo Financial. LD FEB UI juga melakukan survei kontribusi ekosistem keduanya kepada 47.218 responden yang terdiri dari mitra dan konsumen.
"Kami hitung dasarnya dampak dari keseluruhan ekosistem. Jadi hasilnya, kontribusi Gojek mencapai 1,6% terhadap PDB atau Rp 249 triliun tahun ini," kata Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K. Walandouw saat konferensi pers virtual, dua pekan lalu (21/10).
Kontribusi Gojek terhadap ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan meningkat, jika dibandingkan 2020 yang mencapai 1% terhadap PDB. Ini karena ekosistem Gojek dianggap mampu meningkatkan pendapatan mitra Rp 66 triliun pada 2021.
Peningkatan pendapatan paling besar dialami oleh mitra GoFood. Ada 66% mitra GoFood yang mencatatkan peningkatan pendapatan selama tahun ini.
Kenaikan itu terjadi karena GoFood dianggap mampu memberikan promosi, perluasan akses pasar, kemudahan pengelolaan operasional hingga pelatihan kewirausahaan kepada mitra.
Riset LD FEB UI juga mencatat, jumlah pengusaha pemula yang memanfaatkan GoFood meningkat 47% tahun ini. Itu karena 4 dari 5 UMKM percaya bahwa GoFood mendorong pertumbuhan usaha.
Lalu 3 dari 4 mitra UMKM juga menganggap biaya komisi GoFood sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan.
Riset LD FEB UI juga menunjukkan, konsumen Gojek loyal selama tahun ini. Sebanyak 90% responden dari konsumen mengatakan lebih sering menggunakan layanan GoFood pada 2021.
Kemudian, 86% konsumen berencana tetap menggunakan layanan dari Gojek meskipun tanpa promosi. "Ekosistem Gojek menjadi salah satu pilihan konsumen untuk tetap produktif. Mereka juga merasa aman menggunakan layanan dalam ekosistem ini," kata Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi.
Gojek sendiri mencatat, transaksi mitra UMKM GoFood meningkat hingga tujuh kali lipat tahun ini. Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, ada 250 ribu UMKM yang bergabung di GoFood selama pandemi Covid-19. Total ada satu juta UMKM kuliner yang sudah bergabung.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.