Konglomerat Makin Masif Suntik Startup, BCA Siapkan Rp 400 Miliar

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" pada 2018
Penulis: Desy Setyowati
28/1/2022, 07.00 WIB

John menyampaikan, teknologi dan dunia digital tumbuh pesat sejak beberapa tahun terakhir. Grup Lippo pun berinvestasi dan ekspansi di sektor teknologi dan digital sejak 2014.

“Kami mulai investasi di dunia startup pada 2014, dulu namanya Ventura. Saat itu, kalau kami masuk ke semua perusahaan teknologi di Indonesia, seperti Tokopedia, Traveloka, Gojek, total kapitalisasinya sekitar US$ 60 juta,” kata John dalam keterangan pers, bulan lalu (23/12/2021).

Investor asing seperti SoftBank, Sequoia, Golden Gate Ventures (GGV), bahkan Alibaba pun menyuntik modal perusahaan rintisan Nusantara. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara menyebutkan, kontribusi investor dalam negeri terhadap pendanaan startup Indonesia hanya 10%.

John menilai, perkembangan teknologi di Indonesia sangat cepat. Ini kemudian berdampak pada perubahan pola pikir dan perilaku konsumen, serta pola bisnis.

“Pada saat angin mulai meniup, ada yang membangun tembok, ada pula yang membangun kincir angin,” kata John mengutip salah satu pepatah.

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro memprediksi, konglomerat seperti Sinar mas, Grup Djarum, Grup Lippo hingga PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) masif berinvestasi ke startup, terutama yang berhubungan dengan bisnis utamanya. Ini bertujuan mendorong digitalisasi di layanan utama perusahaan raksasa.

"Konglomerat akan tetap mencari investasi karena memang semua lini bisnis bisa diperbaiki dengan digitalisasi," kata Eddi kepada Katadata.co.id, dua bulan lalu (9/11/2021).

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, konglomerat menyasar startup karena melihat tren global. Di Cina dan Amerika Serikat (AS), kapitalisasi pasar tidak lagi didominasi oleh sektor energi, tapi teknologi.

Alhasil, menurut dia, perusahaan menganggap digitalisasi bisnis menjadi keharusan. "Mereka akan semakin melengkapi portofolio investasinya di startup bahkan bisa mendisrupsi bisnis konvensional utamanya," kata Edward kepada Katadata.co.id, akhir tahun lalu (8/11/2021).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Cahya Puteri Abdi Rabbi