Startup penyedia platform kesehatan finansial Wagely meraih tambahan US$ 8,3 juta atau sekitar Rp 119 miliar dalam ronde pendanaan pra-seri A. Putaran investasi ini East Ventures (Growth Fund).
Investor lain yang berpartisipasi yakni Integra Partners, Asian Development Bank, Global Founders Capital, Trihill Capital, Blauwpark Partners, dan 1982 Ventures.
Startup itu berhasil mengumpulkan total US$ 14 juta kurang dari dua tahun. Sedangkan tambahan dana US$ 8,3 juta diraih dalam tujuh bulan setelah ronde pendanaan awal tahun lalu.
"Dengan pertumbuhan pesat Wagely dalam beberapa kuartal terakhir, kami yakin akan menjadi mitra pilihan bagi banyak perusahaan besar yang berkomitmen mengadakan perubahan dalam kesejahteraan finansial para pekerja di Indonesia dan sekitarnya," kata Managing Partner East Ventures Roderick Purwana dalam keterangan pers, dikutip dari Antara, Rabu (16/3).
“Mereka telah memperbaiki kehidupan jutaan pekerja di seluruh Asia, di mana lebih dari 75% penduduknya hidup dan bergantung dari gaji ke gaji," kata Roderick.
Pendanaan pra-seri A diraih dalam beberapa bulan setelah Wagely berekspansi ke Bangladesh. Negara ini merupakan rumah bagi penghasil tenaga kerja terbesar ketujuh di dunia.
"Kami bangga berhasil beroperasi di dua pasar terbesar di Asia yang mempekerjakan lebih dari 150 juta pekerja,” ujar Co-founder sekaligus CEO Wagely Tobias Fischer.
“Akses instan dalam memperoleh gaji kini memainkan peran penting bagi para pengusaha dalam mengurangi pembiayaan, meningkatkan produktivitas, serta memberi kesejahteraan bagi pekerja,” tambah dia.
Dia juga mengatakan, Wagely menggaet produsen pakaian di Bangladesh, termasuk SQ Group, Classic Composite, dan Vision Garments.
Perolehan modal baru akan digunakan untuk mengakselerasi posisi Wagely dalam kategori kesehatan finansial, khususnya earned wage access (EWA) atau akses gaji fleksibel. Selain itu, untuk memacu pengembangan platform kesejahteraan finansial secara holistik, yang akan diluncurkan akhir tahun ini.
Wagely juga mendapatkan dukungan dari Central Capital Ventura, perusahaan modal ventura di bawah Bank Central Asia (BCA). Tobias mengatakan, investasi ini mendukung komitmen perusahaan untuk memperluas ekosistem finansial digital dan mendorong solusi kesejahteraan finansial di seluruh Indonesia.
Startup itu hadir pada 2020. Wagely membangun platform kesejahteraan finansial holistik dengan solusi utama berupa EWA.
Produk EWA dari Wagely memungkinkan pekerja dari perusahaan yang menjadi mitra, untuk mengakses sebagian dari gaji yang mereka peroleh secara real-time. Nilainya dihitung dari total jumlah hari mereka bekerja.
Konsep itu diklaim terbukti berhasil di beberapa pasar dunia dan diadopsi oleh beberapa organisasi seperti Walmart, Pizza Hut, dan Visa. Hal ini untuk mengurangi pergantian karyawan, menambah produktivitas, dan meningkatkan penghematan biaya bisnis.
Wagely didirikan oleh para mantan eksekutif dari Grab dan Tokopedia. Startup ini mencatatkan pertumbuhan basis pengguna 10 kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) tahun lalu.
Perusahaan rintisan itu bermitra dengan deretan korporasi besar di Indonesia, termasuk British American Tobacco, Ranch Market, Adaro Energy, dan Medco Energi.