Perusahaan teknologi di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) mencatatkan masa terburuk tahun ini dengan harga saham yang anjlok dan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan. Beberapa di antaranya bahkan disebut zombi unicorn.
Dikutip dari NBC News, frasa zombi unicorn merujuk pada perusahaan rintisan atau startup bernilai tinggi tetapi goyah dan membutuhkan investor baru untuk menyelamatkan bisnis mereka.
“Banyak dari perusahaan teknologi ini yang tidak pernah mengira kepercayaan investor dari modal ventura akan melambat,” kata kolumnis teknologi di Axios Dan Primack, Minggu (8/5).
Ia menyebut, startup yang menjadi zombi unicorn awalnya mengumpulkan banyak uang dan mencatatkan valuasi besar selama setahun terakhir. Namun, kini perusahaan berjuang untuk tumbuh.
Menurutnya, unicorn di Silicon Valley akan kesulitan mendapatkan pendanaan baru tahun ini.
Pendiri perusahaan modal ventura 137 Ventures Justin Fishner-Wolfson mengatakan, startup yang menjadi zombi unicorn tidak akan tutup, sebab bisnis mereka nyata. Akan tetapi, mereka akan butuh lebih banyak waktu untuk mencari tahu beberapa hal.
Namun ia tidak memerinci hal-hal yang dimaksud. "Mereka juga tidak akan berarti apa-apa bagi banyak investor, setidaknya sampai orang-orang ekuitas swasta muncul," katanya dikutip dari Axios, pekan lalu (4/5).
Frasa zombi unicorn muncul ketika perusahaan teknologi di Silicon Valley, AS mencatatkan masa terburuknya tahun ini.
Harga saham startup olahraga di Silicon Valley Peloton misalnya, turun dari US$ 163 pada akhir 2020 menjadi sekitar US$ 17 pekan lalu (5/5). The Wall Street Journal melaporkan, eksekutif perusahaan ingin menjual saham minoritas kepada investor luar.
Peloton juga memberhentikan ribuan karyawannya pada Februari lalu.
Kemudian, perusahaan klip video selebritas Cameo merumahkan 87 orang atau sekitar seperempat dari total staf pekan lalu.
Lalu, platform investasi berbasis online untuk saham, kripto, dan emas Robinhood mencatatkan penurunan harga saham 4,62% di Nasdaq minggu lalu (6/5). Robinhood juga memberhentikan 9% dari total karyawan penuh waktunya.
Perusahaan barang konsumen Thrasio juga dikabarkan memberhentikan sebagian karyawan. PHK ini menjadi bagian dari reorganisasi yang lebih besar perusahaan.
Kemudian, platform manajemen tenaga kerja Workrise memberhentikan sejumlah karyawan. Padahal, TechCrunch melaporkan bahwa perusahaan ini mengumpulkan pendanaan US$ 300 juta bulan ini sehingga menaikkan valuasinya menjadi US$ 2,9 miliar.