Menteri Riset Imbau Perusahaan Konstruksi Pakai Teknologi Canggih

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj..
Ilustrasi, peserta mengikuti kompetisi keterampilan pekerja konstruksi yang merupakan rangkaian kegiatan pameran Konstruksi Indonesia 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
26/11/2019, 14.33 WIB

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengimbau perusahaan konstruksi mengadopsi teknologi canggih seperti 3D Printing. Alat ini dinilai bisa meningkatkan efisiensi dan mempercepat pembangunan proyek.

Bambang mengatakan, adopsi teknologi mendorong inovasi baru di industri konstruksi. "Paling tidak penguasaan desain dengan 3D Printing bisa menjadi awal yang baik agar industri ini menerapkan revolusi industri 4.0” kata dia saat konferensi pers PP Digital Construction Day (DCD 2019)  di Jakarta, Selasa (26/11).

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kepala BRIN) itu menyampaikan, ada beberapa teknologi canggih yang mulai dimanfaatkan banyak perusahaan. Di antaranya Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI), penghubung manusia dengan mesin (Human Machine Interface), robot dan sensor (Technology Robotic and Sensor), serta 3D Printing.

(Baca: Bangun Rumah Bakal Pakai Teknologi, Begini Nasib Buruh Bangunan)

Untuk mendorong transformasi teknologi, menurutnya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan yakni Sumber Daya Manusia (SDM), regulasi, dan teknologi. Yang paling utama yaitu SDM yang berkualitas.

"Tanpa SDM mumpuni, mustahil bisa mencapai transformasi teknologi. Hampir seluruh negara maju saat ini berlomba-lomba untuk mendorong kualitas SDM mereka agar lebih aktif," kata dia.

Selain itu, ia menilai perlu ada sinergi antara peneliti atau akademisi dan pelaku industri dalam mendorong revolusi industri 4.0. Pemerintah berperan penting sebagai jembatan dan penengah antara kedua pihak ini.

Model sinergi itu disebut triple helix. “Ini akan menjadi prioritas kami dalam lima tahun ke depan, termasuk mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 di bidang konstruksi digital," ujar Bambang.

(Baca: Pemerintah Siapkan Lima Sektor Industri Masuki Era Data dan Robot)

Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Lukman Hidayat menambahkan, 3D Printing berkembang dalam dua tahun terakhir. Sejauh ini, ia mencatat bahwa teknologi ini mempercepat pembangunan dua hingga delapan lantai.

"(3D Printing) itu sangat efektif dan tentunya kualitasnya lebih baik," kata Lukman kepada Katadata.co.id di sela-sela acara PP Digital Construction Day (DCD 2019). Ia berharap, digitalisasi di sektor konstruksi meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembangunan. Dengan begitu, daya saing perusahaan meningkat.

Ia mengatakan, perusahaan tidak kesulitan mencari SDM yang mengoperasikan mesin. Sebab, ada banyak lulusan teknik sipil maupun ekonomi yang terpapar kemajuan teknologi digital saat ini.

(Baca: Bappenas Proyeksi 6 Teknologi Bakal Berkembang di Indonesia)

Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga sepakat, teknologi digital menjawab tantangan di sektor industri infrastruktur. Selama ini, kerap terjadi kesalahan desain alias reworks sehingga perlu pengerjaan ulang.

"Dalam sebuah siklus pekerjaan infrastruktur, reworks merugikan dari berbagai macam aspek, waktu, efektivitas kerja, tentu mengurangi 30% margin keuntungan," kata Danis.

Menurutnya, inovasi digital membantu pelaku usaha mengukur segala kemungkinan sedini mungkin. Hal-hal yang dikaji mulai dari perencanaan desain sampai rencana operasi dan pemeliharanaan proyek.

(Baca: Lima Sektor Ini Diproyeksi Masif Adopsi 5G pada 2026)

Reporter: Cindy Mutia Annur