TikTok menguji coba perangkat lunak (software) streaming game di desktop bernama TikTok Live Studio. Perusahaan asal Cina ini mengikuti langkah Facebook dan YouTube yang lebih dahulu menggarap pasar sejenis.
Uji coba TikTok itu masih dalam tahap awal. Sedangkan software TikTok Live Studio masih memiliki tampilan dan fitur-fitur yang sangat mendasar.
Perangkat lunak itu juga hanya tersedia di beberapa pasar Barat untuk beberapa ribu pengguna. "Akan tetapi, software baru ini bisa menjadi awal dari proyek yang lebih besar dan benar-benar berdampak kepada para pesaing," demikian dikutip dari XDA Developers, Kamis (16/12).
TikTok Live Studio memungkinkan pengguna melakukan streaming game di perangkat komputer pribadi (PC) atau laptop. Software ini mengandalkan sistem operasi dari Windows.
Oleh karena itu, kreator konten atau streamer game harus mengunduh software tersebut di perangkat terlebih dulu.
Dikutip dari TechCrunch, TikTok menyiapkan sejumlah fitur di TikTok Live Studio. Salah satunya, fitur obrolan langsung atau live chat, yang memungkinkan streamer berkomunikasi dengan penonton.
Ada juga fitur live gifts dan komentar. Selain itu, ada keyword filter untuk menyaring konten sesuai keinginan streamer dan penonton.
Pada pengaturan, terdapat opsi tampilan layar portrait dan landscape.
Sedangkan fitur yang belum tersedia di TikTok Live Studio, seperti moderator dan jadwal sesi live streaming.
TechCrunch melaporkan, apabila software streaming game ini dirilis, maka akan menandai perubahan strategi TikTok. "Alih-alih berfokus pada live-streaming dari perangkat seluler, itu dapat memperluas fokus TikTok Live untuk memasukkan streaming game," demikian dikutip.
Perangkat lunak itu juga akan membawa TikTok pada persaingan dengan pemain lain seperti Twitch, YouTube Gaming, dan Facebook Gaming.
TikTok juga menyasar pasar game online karena potensinya besar dan terdongkrak pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari situs datareportal, jumlah penikmat gim secara global mencapai 3,5 miliar orang.
Selain itu, data Sensor Tower Store Intelligence menunjukkan bahwa pengeluaran pengguna game mobile naik 25,7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sekitar US$ 58,7 miliar selama kuartal I hingga III tahun lalu. Pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yakni 17,5%.
Untuk masing-masing kuartal, nilainya secara berurutan yakni US$ 17,7 miliar, US$ 20 miliar, dan US$ 21 miliar. Pengeluaran pemain gim (gamer) per bulan tertinggi yaitu sekitar US$ 7,1 miliar pada Agustus 2020.
“Pengeluaran pemain terus meningkat sepanjang tiga kuartal, meskipun pertumbuhannya melambat sejak puncak karantina wilayah (lockdown) pada pertengahan tahun,” demikian dikutip dari Sensor Tower, tahun lalu.