Pendanaan Iklim Bank Dunia Capai Rekor Rp 647,6 Triliun di Tahun Fiskal 2024

Arief Kamaludin | Katadata
Bank Dunia menyatakan mereka mencatat rekor penyaluran pendanaan iklim sebesar US$42,6 miliar (Rp 647,6 triliun, dengan asumsi kurs Rp 15.202/US$) selama tahun fiskal 2024.
Penulis: Hari Widowati
20/9/2024, 06.55 WIB

Bank Dunia menyatakan mereka mencatat rekor penyaluran pendanaan iklim sebesar US$42,6 miliar (Rp 647,6 triliun, dengan asumsi kurs Rp 15.202/US$) selama tahun fiskal 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 10% dari US$38,6 miliar (Rp 586,8 triliun) pada tahun sebelumnya.

Pendanaan iklim Bank Dunia ini hampir mencapai target bank untuk memberikan 45% dari total pendanaannya untuk proyek-proyek mitigasi iklim.

Peningkatan sebesar US$4 miliar (Rp 60,81 triliun) dalam pembiayaan iklim selama tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 menunjukkan kemajuan dalam mencapai target Bank Dunia. Akan tetapi, pembiayaan ini masih jauh dari triliunan dolar dalam bentuk sumber daya tambahan yang dibutuhkan setiap tahunnya untuk membiayai transisi energi bersih di negara-negara berkembang dan negara miskin.

Presiden Bank Dunia Ajay Banga meningkatkan leverage neraca keuangan dan mengambil langkah-langkah kecukupan modal lainnya untuk menekan tambahan kapasitas pinjaman tahunan sebesar US$10 miliar (Rp 152 triliun) hingga US$12 miliar (Rp 180,24 triliun) selama sepuluh tahun ke depan. Hal itu diharapkan dapat membantu mengatasi perubahan iklim dan krisis global lainnya termasuk pandemi, di samping misi anti-kemiskinan dan pembangunan yang sudah ada selama ini.

Dukungan untuk Proyek-proyek Mitigasi Iklim

Pada Desember 2023, Bank Dunia berkomitmen untuk mengalokasikan 45% dari total pinjamannya untuk tahun fiskal 2025, untuk mendukung adaptasi dan mitigasi iklim. Tahun fiskal 2025 dimulai pada 1 Juli 2024.

"Total pendanaan iklim tahun fiskal 2025 berasal dari seluruh bagian Grup Bank Dunia. Proyek-proyek yang didukung mulai dari tempat penampungan badai siklon di Bangladesh hingga sistem angkutan cepat bus listrik baru di Kairo, Mesir dan Dakar, Senegal," demikian ungkap Bank Dunia, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/9).

Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) dan Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA) telah menyalurkan dana sebesar US$31 miliar (Rp 471,26 triliun). Sebesar US$10,3 miliar (Rp 156,58 triliun) dari pinjaman itu secara khusus disalurkan untuk mendukung investasi adaptasi dan ketahanan iklim.

International Finance Corp (IFC), lembaga pemberi pinjaman sektor swasta, memberikan pendanaan iklim jangka panjang sebesar US$9,1 miliar (Rp 138,34 triliun). Multilateral Investment Guarantee Agency, lembaga asuransi risiko politik dan peningkatan kredit bank, memberikan US$2,5 miliar (Rp 38 triliun) dalam bentuk pendanaan iklim untuk tahun fiskal tersebut.