Dilantik Presiden, Biden Langsung Kembalikan AS ke Perjanjian Paris

ANTARA FOTO/REUTERS/Callaghan O'Hare/hp/cf
Presiden Amerika Serikat Joe Biden membawa negaranya kembali masuk ke Perjanjian Paris usai dilantik pada Rabu (20/1).
Penulis: Sorta Tobing
21/1/2021, 11.20 WIB

Dalam hitungan jam setelah pelantikannya, Presiden Amerika Serikat Joseph R Biden Jr alias Joe Biden langsung menyetujui negaranya kembali ke perjanjian iklim Paris atau Paris Agreement. Selain itu, ia juga memerintahkan badan-badan federal untuk meninjau kembali lebih dari 100 peraturan lingkungan yang dilemahkan atau dibatalkan pendahulunya, Donald Trump

Sejak kampanyenya, presiden AS ke-46 itu memang menyatakan penanganan krisis iklim sebagai prioritas utamanya. “Kami akan memerangi perubahan iklim dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” ucap Biden di Ruang Oval, Gedung Putih, Rabu malam waktu setempat (20/1), dikutip dari New York Times

Langkah pertamanya ini baru tindakan eksekutif. “Kami akan membutuhkan undang-undang agar lebih banyak yang dapat kami lakukan,” katanya. 

Para pemimpin negara lain memuji keputusan Biden. Hal ini menjadi sinyal kuat AS, sebagai penyumbang pemanasan global terbesar sepanjang sejarah, akan kembali memulihkan tatanan internasional. “Selamat datang kembali ke Perjanjian Paris!” cuit Presiden Paris Emmanuel Macron dalam akun Twitter-nya.  

Di bawah Perjanjian Paris, hampir 200 negara berjanji mengurangi emisi karbonnya untuk mencegah perubahan iklim yang merusak bumi. Biden semalam menandatangani surat yang ditujukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB. Inilah proses awal 30 hari membawa AS kembali ke perjanjian tersebut. 

Para analis berpendapat tindakan itu harus segera diikuti serangkaian kebijakan domestik yang agresif. Misalnya, langkah penurunan emisi karbon dari sektor transportasi, cerobong asap pabrik, serta sumur minyak nasional. 

Pada hari yang sama, Biden juga mencabut izin konstrusi pipa minyak Keystone XL. Pipa ini rencananya akan mengangkut minyak berat karbon dari pasir minyak Kanada ke Gulf Coast. TC Energy, perusahaan asal Kanada, sebelumnya mengatakan mereka menangguhkan proyek tersebut. 

Halaman: