Banyak Masalah, 43 Proyek Pembangkit Listrik EBT 1,8 GW Tertunda

Adi Maulana Ibrahim | KATADATA
Petugas menyelesaikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).
2/11/2021, 13.03 WIB

Kementerian ESDM mencatat sebanyak 43 proyek pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga saat ini masih belum mencapai jadwal Commercial Operation Date (COD). Total kapasitas 43 pembangkit ini mencapai 1.804,21 megawatt (MW) atau 1,8 gigawatt (GW).

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Chrisnawan Anditya mengatakan dari proyek yang terkendala, porsi terbesarnya berasal dari pembangkit berbasis hidro/air. Antara lain PLTA Pump Storage Matenggeng 943 MW, PLTA Batang Toru 510 MW dan PLTA Jatigede 110 MW.

"Berdasarkan monitoring yang kami lakukan terhadap proyek dengan status bottleneck, saat ini masih terdapat 43 proyek pembangkit aneka EBT dengan kapasitas 1.804,21 MW yang belum mencapai COD," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (2/11).

Secara umum, penyebab belum tercapainya COD proyek pembangkit tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perizinan, pembebasan lahan, sumber pendanaan, dan aspek teknis pelaksanaan konstruksi baik yang bersumber dari kondisi alam maupun sebagai dampak pandemi Covid-19.

Di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, menurut dia Kementerian ESDM akan tetap melaksanakan fasilitasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait. Mulai dari Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga), Pemerintah Daerah maupun Lembaga Pendanaan.

Hal ini dilakukan agar beberapa penyebab belum tercapainya COD proyek tersebut dapat diselesaikan. Meski begitu, Chrisnawan belum menghitung tambahan porsi bauran EBT jika ke 43 proyek itu dapat berjalan.

"Belum kami hitung, karena COD masing-masing pembangkit berbeda. Namun pastinya akan mampu meningkatkan kapasitas pembangkit EBT dan bauran EBT," katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan