Warga Desa Sibanggor Julu Tuntut Evaluasi Mendalam PLTP Sorik Marapi

ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
27/4/2022, 15.31 WIB

Investigasi Masih Berjalan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerjunkan tim investigasi ke lapangan menyusul insiden semburan gas dan lumpur dari sumur panas bumi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sorik Marapi, Mandailing Natal, Sumatera Utara yang terjadi pada Ahad (24/4).

Peristiwa tersebut menyebabkan 21 warga Desa Sibanggor Julu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan akibat menghirup gas Hidrogen Sulfida (H2S).

"Tim investigasi Kementerian ESDM sudah bekerja dilokasi sejak Senin, 25 April. Sekarang masih bejalan proses investigasi untuk mengetahui penyebab kejadian di tanggal 24 April," kata Direkur Jenderal Panas Bumi Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Harris saat dihubungi melalui pesan singkat pada Rabu (27/4).

Haris mengatakan, hasil dari laporan investigasi akan dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan sejumlah evaluasi terhadap PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), sebagai pihak pengelola dari PLTP Sorik Marapi.

"Akan dilakukan juga evaluasi yang lebih dalam terkait kejadian-kejadian selama ini di SMGP dan upaya penanganan yang telah dilaksanakan SMGP," sambungnya.

Head Corporate Communications PT SMGP, Yani Siskartika, menyampaikan sebanyak delapan belas orang sudah diperbolehkan pulang dari RSUD Panyabungan. Sedangkan tiga pasien masih dalam penanganan tim medis.

Yani menambahkan, prosedur pengamanan sumur T-12 terus dilanjutkan untuk memastikan sumur benar-benar dalam keadaan aman dan menghilangkan potensi well kick.

"Sebenarnya kami juga sudah lakukan tindakan perbaikan sejak kejadian 25 Januari tahun lalu. Operasional uji alir sumur juga sesuai SOP, seperti yang dilakukan 6 Maret lalu, dan memang gas detector menunjukkan 0 ppm," jelas Yani lewat pesan singkat pada Rabu (27/4).

Untuk sementara, SMGP menghentikan kegiatan pengeboran dan uji alir sumur. Saat ini, tim Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM bekerja sama dengan tim SMGP dan POLDA Sumatera Utara masih menginvestigasi penyebab utama dari well kick. "Jadi nanti kita tunggu saja hasil investigasi dan arahannya," ujar Yani.

Sebelumnya pada 6 Maret 2022, sebanyak 58 warga Desa Sibangor Jalu mengeluhkan gangguan kesehatan akibat insiden paparan gas H2S di lokasi sumur AAE-05. Sebanyak 36 warga menjalani rawat inap dan 22 lainnya menjalani rawat jalan.

Mundur setahun kebelakang, pada Januari 2021, PLTP Sorik Marapi pernah mengalami kebocoran gas di salah satu sumurnya dan mengakibatkan 5 orang pekerja tewas dalam Insiden tersebut.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu