PLN telah menyalurkan 1 Terrawatt jam (TWh) atau setara 1.000 gigawatt jam (Gwh) listrik hijau melalui layanan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) kepada 233 pelanggan bisnis dan industri hingga Oktober 2022.
Beberapa perusahaan yang telah membeli sertifikat EBT dari PLN di antaranya Nike, H&M, Toyota, Uniqlo, dan HM Sampoerna. Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti, mengatakan seluruh pelanggan bisnis dan industri yang memiliki REC akan dipasok dengan listrik yang bersumber dari EBT.
Melalui REC, pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan listrik EBT tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.
"Kami bisa nyatakan bahwa sumber-sumber energi yang kami suplai kepada pelanggan tersebut bersumber dari energi bersih dan ini sudah kami daftarkan secara internasional dan diverifikasi oleh sistem pelacakan internasional, APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat," kata Edi saat menjadi pembicara Cut the Tosh Collaboration Summit di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, Selasa (18/10).
Listrik istana kepresidenan pakai REC
Selain pelanggan bisnis dan industri, pemerintah melalui Istana Kepresidenan juga sudah memperoleh REC PLN sebagai tanda bahwa suplai seterum 100% kediaman dan kantor Presiden Joko Widodo dipasok oleh listrik hijau.
"Istana Kepresidenan sudah menggunakan REC. Kami mengembangkan energi bersih ini untuk memberikan layanan kepada masyarakat atau investor yang memerlukan," ujar Edi.
Lebih lanjut, kata Edi, PLN sebenarnya telah mendaftarkan 3 TWh REC untuk penyediaan listrik hijau sehingga masih ada 2 TWh yang masih belum tersalurkan. Guna memasifkan penggunaan listrik hijau di dalam negeri, PLN terus mendorong sejumlah institusi, korporasi maupun indivudi untuk membeli REC.
"Jadi masih ada 2 TWh lagi jika ada yang mau gabung dengan menggunakan REC, kami persilahkan. Tantangannya saat ini adalah belum semua mengetahui REC PLN sudah standar internasional," tutur Edi.
Saat ini pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW dengan total setara 2.500.000 MWh per tahun. Tak hanya dari pembangkit EBT milik PLN, sumber pasokan listrik untuk layanan REC juga dapat berasal dari pembangkit listrik EBT milik pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) yang menjual listriknya ke PLN.