Pemerintahan Joe Biden akan melonggarkan aturan emisi knalpot terkait transisi ke kendaraan listrik. Aturan baru ini akan menjawab keresahan para produsen mobil di Amerika Serikat (AS) yang mendesak pemerintah untuk memperlambat usulan peningkatan penjualan kendaraan listrik.
Sebelumnya, pemerintah AS memiliki rencana besar untuk mengurangi emisi dan mendorong transisi ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV) secara cepat hingga tahun 2030. Rencana tersebut membuat para produsen mobil khawatir karena teknologi EV masih terlalu mahal bagi sebagian besar konsumen AS. Oleh karena itu, para produsen mobil menilai perlu lebih banyak waktu untuk mengembangkan infrastruktur pengisian daya.
Berdasarkan proposal awal Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA) untuk 2027-2032, produksi kendaraan listrik ditargetkan menyumbang 60% dari produksi kendaraan baru pada 2030 dan 67% pada 2032 untuk memenuhi persyaratan emisi yang lebih ketat.
Juru Bicara EPA mengatakan institusinya sedang meninjau kembali peraturan emisi knalpot tersebut. Ia menyatakan, EPA berencana untuk menyelesaikan peraturan yang lebih mudah dicapai.
“Dapat dicapai dengan mudah, mengamankan pengurangan polusi udara dan iklim yang berbahaya dan memastikan manfaat ekonomi,” kata juru bicara EPA, seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/2).
Dalam revisi peraturan tersebut, EPA memperlambat laju persyaratan emisi tahunan yang diusulkan hingga tahun 2030. Kebijakan ini akan diperkirakan dirilis pada bulan depan.
Langkah baru ini diperkirakan akan menghasilkan kendaraan listrik yang menyumbang kurang dari 60% dari total kendaraan yang diproduksi pada 2030.
Sementara itu, United Auto Workers (UAW) yang semula mendukung Biden dengan kebijakan tersebut, mengatakan proposal EPA harus direvisi. UAW berharap EPA akan meningkatkan pengetatan batasan emisi kendaraan secara bertahap dan dalam periode waktu yang lebih lama.
Alliance for Automotive Innovation (AAI), kelompok perdagangan yang mewakili General Motors, Ford Motor, Stellantis, Toyota, Volkswagen dan lainnya, tahun lalu menyebut bahwa proposal awal EPA tidak masuk akal untuk dicapai. Mereka juga mendesak agar kontribusi kendaraan listrik terhadap total produksi mobil baru diturunkan menjadi 40% hingga 50% kendaraan listrik pada tahun 2030.