Pengertian Deflasi, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Pexels/Monstera
Ilustrasi, deflasi
Editor: Intan
6/10/2022, 05.41 WIB

Istilah deflasi termasuk dalam pembahasan tentang ekonomi. Deflasi yaitu penurunan harga secara umum dan merupakan kebalikan dari inflasi. Mengutip Economic Helps, deflasi dapat berkontribusi dalam menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut dikarenakan deflasi meningkatkan nilai riil utang, sehingga mengurangi daya beli perusahaan dan konsumen. Selain itu, penurunan harga dapat menghambat pengeluaran karena konsumen menunda pembelian mereka.

Selengkapnya, simak pengertian deflasi, penyebab, dampak, dan cara mengatasinya berikut ini.

Pengertian Deflasi

Dalam ekonomi, pengertian deflasi adalah suatu periode penurunan harga secara umum dan terus-menerus sehingga harga-harga jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Deflasi juga dapat diartikan sebagai kondisi saat jumlah uang yang beredar lebih sedikit dari barang dan jasa yang tersedia.

Menurut Putong dalam Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro (2015), deflasi adalah penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli masyarakat.

Sementara Dr. Darmawan, M.AB dalam Manajemen Keuangan Internasional, Ed 2 (2022) menjelaskan bahwa deflasi adalah daya beli uang yang mengalami peningkatan karena jumlah uang yang beredar relaif lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang tersedia.

Deflasi juga dapat diartikan sebagai penurunan harga secara umum yang berkaitan dengan kontraksi pasokan uang dan kredit. Deflasi sering disebut juga disinflasi (disinflation), yakni kecenderungan terjadinya penurunan harga secara menyeluruh (a decrease in the overall level of prices).

Secara kronologis, deflasi berpotensi mengakibatkan peningkatan kredit macet (bad debt), peningkatan pengangguran, dan resesi ekonomi, bahkan hingga depresi. Contoh negara yang pernah mengalami deflasi yaitu Jepang.

Sekitar tahun 1990-1999, perekonomian Jepang mengalami penurunan setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan yang tinggi. Saat mengalami deflasi, rata-rata pertumbuhan ekonomi Jepang berada di angka 1,3 %. Padahal, sebelumnya berada di angka 4,3 %. Tingkat pengangguran juga naik dari 2,1 % pada 1990 menjadi 4,7% pada 1999.

Ada banyak aspek yang berkontribusi menyebabkan deflasi. Berikut penjelasannya.

Penyebab Deflasi

Adapun penyebab deflasi yaitu:

1. Penurunan persediaan uang di masyarakat

Penurunan persedian uang sebagian besar disebabkan karena masyarakat menyimpan uangnya di bank. Pilihan ini kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi sehingga memberikan keuntungan.

Uang yang disimpan di bank tidak mengakibatkan persediaan uang yang ada di masyarakat semakin berkurang. Oleh sebab itu, persediaan uang yang beredar lebih sedikit dari jumlah barang sehingga menyebabkan deflasi.

2. Meningkatnya persediaan barang

Saat permintaan barang meningkat, produsen akan meningkatkan produksi barang, sehingga barang yang tersedia berlimpah. Barang yang diproduksi tersebut tidak habis terjual, sementara produksi tetap dilakukan.

Di sisi lain, permintaan terhadap barang semakin berkurang dan harga barang semakin turun karena masyarakat sudah banyak yang memiliki barang tersebut. Kondisi ini dapat menyebabkan deflasi.

3. Menurunnya permintaan barang

Apabila permintaan terhadap barang menurun, sementara produksi tetap berjalan, hal tersebut akan menurunkan harga barang yang bersangkutan. Akibatnya, deflasi dapat terjadi.

Penjelasan penyebab deflasi tersebut bersumber dari buku Ekonomi Moneter (2013).

Dampak Deflasi

Berdasarkan publikasi Bida Sari, S.P., M.Si. dalam situs resmi Yayasan Administrasi Indonesia, berikut dampak deflasi.

1. Dampak Positif Deflasi

Dampak positif deflasi mencakup:

  • Membiasakan pola hidup hemat bagi masyarakat.
  • Nilai mata uang akan menguat.
  • Masyarakat memiliki kesadaran dalam menabung agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Dampak Negatif Deflasi

Adapun dampak negatif deflasi yaitu:

  • Masyarakat berpotensi kehilangan pekerjaan.
  • Pemasukan negara atau devisa akan berkurang karena pemungutan pajak tidak maksimal.
  • Kegiatan perekonomian akan mengalami penurunan.
  • Lesunya investasi di sektor riil atau di lantai bursa sehingga menambah berat ekonomi karena tidak ada aktivitas bisnis yang berjalan.
  • Suku bunga suatu negara menjadi nol persen dan diikuti penurunan suku bunga pinjaman di bank.
  • Menurunnya produksi karena rendahnya permintaan dan daya beli terhadap barang, sehingga berdampak pada pengangguran tenaga kerja.
  • Berkurangnya kesempatan kerja.

Cara Mengatasi Deflasi

Berdasarkan buku Manajemen Keuangan Internasional (2022), deflasi dapat diatasi oleh pemerintah dengan cara menambah pembelanjaan sementara masyarakat menambah pengeluaran.

Selain itu, pemerintah perlu menambah jumlah uang yang beredar, yakni dengan mencetak uang baru atau dengan menurunkan suku bunga bank. Dengan demikian, orang tidak tertarik untuk menabung dan mulai belanja, sehingga ada sirkulasi uang. 

Adapun dari pihak bank dapat menerapkan suku bunga negatif alias Negative Interest Rate Policy (NIRP). Mengutip artikel dalam Macroeconomic Dashboard FEB UGM, suku bunga negatif bertujuan agar uang tidak mengendap di bank sehingga peredaran uang meningkat dan mengatasi deflasi. Dengan demikian, perekonomian dapat tumbuh.

Berdasarkan buku Ekonomi dan Bisnis Digital (2020), suku bunga negatif dapat menjadi alat kebijakan moneter di bawah batas efektif, terutama jika bank komersial mengeluarkan biaya yang meningkat pada deposito bank ritel mereka.