Pefindo Prediksi Penerbitan Obligasi Korporasi Tahun Ini Rp130 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi rupiah. Pefindo memperkirakan penerbitan surat utang korporasi tahun ini bisa mencapai Rp 130 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan 2018 sebesar Rp 132 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/8/2019, 19.30 WIB

Meski begitu, dia menilai di semester II 2019 kondisi lebih baik bagi korporasi untuk menerbitkan instrumen surat utang karena ada beberapa sentimen. Seperti peluang Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuannya, BI 7 Day Reverse Repo Rate yang saat ini berada di level 5,75% dan penurunan yield SUN 10 tahun.

(Baca: Pemeringkat Asing, Standard & Poor's Incar 15% Saham Pefindo)

"Kami harapkan yield Indonesia dalam waktu cepat akan menurun. Mendorong penerbitan surat utang korporasi," kata Fikri. Dia memperkirakan pada enam bulan kedua tahun ini, yield SUN 10 tahun terjaga di level 7,1% hingga 7,3%. "Makanya kami masih berasumsi bahwa penerbitan korporasi tahun ini masih akan sama dengan tahun 2018," tambahnya.

Meski begitu, pada paruh kedua ini juga masih terdapat risiko yang dapat membuat korporasi menunda rencana penerbitan surat utangnya, yaitu ekskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Padahal pada paruh pertama tahun ini, tensi perang dagang sedikit menurun.

Fikri menjelaskan, sentimen perang dagang dapat meningkatkan risiko premium di pasar surat utang global dan akhirnya berimbas ke Indonesia. "Bahkan terhadap nilai tukar rupiah terhadap valuta asing," kata Fikri.

Seperti saat Presiden AS Donald Trump berencana untuk mengenakan tarif 10% kepada barang impor dari Tiongkok, mambuat rupiah melemah menjadi Rp 14.300 per doalr AS dan yield SUN 10 tahun naik dari 7,1% menjadi 7,6%. "Hal-hal itu juga sulit dikuantifikasi. Karena memang ada hal-hal kualititatif yang sama sekali sulit diprediksi," ujarnya.

(Baca: S&P Memantau Pasar Obligasi Indonesia Tetap Dipilih Investor Asing)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin