Ancaman Perang Dagang Meluas, IHSG dan Bursa Asia Pagi Ini Terkoreksi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia.
Penulis: Happy Fajrian
10/4/2019, 10.25 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (10/4) pagi turun poin atau % ke posisi 6.476,78. Kinerja IHSG sejalan dengan bursa saham utama Asia yang kompak bergerak di zona merah.

Koreksi pada bursa utama Asia dipengaruhi oleh bursa Amerika Serikat (AS) yang berakhir lebih rendah pada penutupan perdagangan Selasa (9/4). Indeks Dow Jones terkoreksi 0,72% S&P 500 turun 0,61%, sedangkan Nasdaq turun 0,56%.

Di Asia, indeks Shanghai turun 0,93%, Hang Seng turun 0,66%, Nikkei 0,66%, Kospi 0,19%, serta KLCI turun 0,30%. Hanya indeks PSEi yang bergerak menguat hingga 0,90%, sedangkan Strait Times bergerak relatif mendatar dengan kenaikan 0,06%.

Turunnya bursa AS dan Asia dipengaruhi pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan memperluas perang dagangnya hingga ke Uni Eropa. Dikutip dari Reuters, Trump mengancam akan menaikkan tarif terhadap produk asal UE senilai US$ 11 miliar.

"Uni Eropa telah mengambil keuntungan dari perdagangan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berhenti!," tulis Trump dalam cuitannya di Twitter, Selasa (10/4).

(Baca: Berseteru dengan Eropa, Trump Beri Sinyal Perang Dagang Belum Berakhir)

Selain itu kekhawatiran para pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global yang melambat kembali muncul setelah International Monetary Fund (IMF) merilis tentang ancaman perlambatan ekonomi global akibat sengketa perdagangan serta adanya ketidakjelasan proses Brexit.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dalam risetnya Rabu (10/4) mengatakan bahwa meski IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global hingga ke level terendah, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dipertahankan di level 5,2% untuk 2019 dan 5,3% untuk 2020.

"Pertumbuhan PDB Indonesia yang stabil ini diharapkan dapat menarik semakin banyak aliran dana asing masuk. Kami memperkirakan IHSG akan diperdagangkan mixed ke level yang lebih tinggi hari ini," paparnya.

Berbeda dengan Hariyanto, Kepala Riset Valbury sekuritas Alfiansyah menilai banyaknya sentimen negatif dari lingkungan global akan membuat IHSG sulit untuk bergerak ke zona positif hari ini.

(Baca: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global 2019 Jadi 3,3%)

"Katalis bagi pasar terutama dari eksternal yang diperkirakan tertekan, sulit untuk menjadi dukungan bagi pasar. Juga faktor pemilu yang membuat investor wait and see," jelas Alfiansyah dalam risetnya hari ini.

Selain ancaman perang dagang yang meluas ke Benua Biru, proses perundingan dagang AS-Tiongkok juga masih belum menemui titik temu. Perwakilan dagang AS menyatakan bahwa mereka belum puas pada kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

Presiden AS sendiri telah menargetkan kesepakatan dagang akan dapat tercapai dalam waktu empat pekan kedepan. Namun, seorang pejabat perdagangan Gedung Putih mengatakan bahwa batas waktu tersebut sulit untuk diperkirakan karena kedua pihak masih berusaha untuk menyelesaikan sejumlah isu terkait tarif, serta mekanisme hukum yang akan memastikan Tiongkok akan menjalankan kesepakatan yang terjalin.

"Faktor-faktor tersebut akan menyulitkan bagi IHSG untuk dapat bergerak ke zona positif hari ini," kata Alfiansyah.

Hingga berita ini ditulis, IHSG bergerak bervariatif dengan kecenderungan melemah. Saat ini IHSG berada pada level 6.464,27 atau terkoreksi 0,31%. Sebanyak 167 saham terkoreksi, 134 saham naik, dan 143 saham lainnya stagnan.

(Baca: Ingin Dorong Ekonomi, Trump Tekan Bank Sentral AS Pangkas Suku Bunga)