IHSG Turun 2,5% Selama 2018, Jokowi: Bursa Kita Terbaik Kedua di Dunia

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018 pada Jumat (28/12).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
28/12/2018, 20.27 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di urutan kedua indeks bursa saham utama dunia. Hal itu berdasarkan dari laju indeks dunia meski IHSG sepanjang tahun 2018 terkoreksi 2,54%.

"Indeks harga saham kita, saat ini merupakan yang terbaik kedua di dunia terkait kinerja bursa saham utamanya," kata Jokowi pada saat memberikan sambutan dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Saham Indonesia di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/12).

Jokowi mengatakan, IHSG yang diparkir di level 6.194,5 pada akhir tahun 2018 ini sudah sesuai targetnya yaitu di atas level 6.000. Laju tersebut dianggap cukup baik lantaran kondisi ekonomi global yang sepanjang tahun ini penuh dengan ketidakpastian sehingga berdampak pada laju IHSG.

Jokowi berharap kinerja yang dicapai IHSG sepanjang tahun 2018 juga dapat mendukung program-program pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur. Menurutnya, pembangunan infrastruktur tahun depan bisa didukung dari pasar modal meski sudah ada beberapa yang selesai.

"Pembangunan jalan tol, baik di dalam Pulau Jawa maupun di luar bisa mendapatkan dukungan pasar modal sehingga pembangunannya bisa lebih cepat lagi. Akselerasi itu yang kita butuhkan dari pasar modal," katanya.

(Baca: Ditutup Presiden Jokowi, IHSG Naik tipis 0,06%)

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan laju IHSG memang lebih baik dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu faktor yang membuat IHSG masih lebih baik dari negara lain adalah fundamental ekonomi Indonesia yang sangat baik.

Selain itu, Wimboh mengatakan, capaian tersebut  juga tidak terlepas dari sinergi antara pemerintah dengan swasta. Dia berharap sinergi ini tetap berlanjut pada tahun depan sehingga tetap memberikan dampak positif bagi pasar modal dalam negeri.

"Ternyata indeks di Indonesia tidak seburuk yang terjadi di negara lain. Indeks secara year to date hanya dikalahkan India. Kita nomor dua," kata Wimboh di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/12)

Seperti diketahui, berdasarkan data dari website BEI, indeks negara India SENSEX, sejak awal tahun hingga 27 Desember 2018 menunjukan peningkatan sebesar 6,17%. Kinerja bursa di kawasan Asia Tenggara juga berada di zona merah dengan yang terparah indeks negara Filipina PSEi yang terkoreksi 12,76%

Meski begitu, ada indeks di beberapa negara lainnya yang sebenarnya mencatatkan kinerja positif. Seperti Arab Saudi yang indeksnya berada di zona hijau karena naik 7,24%. Rusia yang melaju positif sebesar 11,56%. lalu Brazil yang naik 11,86%. Bahkan laju indeks Qatar sepanjang 2018, mampu melonjak 20,7%.

Jokowi berharap pembangunan infrastruktur tahun depan bisa didukung dari pasar modal meski sudah ada beberapa yang selesai. Pembangunan jalan tol, baik di dalam Pulau Jawa maupun di luar bisa mendapatkan dukungan pasar modal sehingga pembangunannya bisa lebih cepat lagi. "Akselerasi itu yang kita butuhkan dari pasar modal," katanya.

(Baca: Jokowi Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2018 di Atas 5%)

Reporter: Ihya Ulum Aldin