Investor Asing Borong Saham Perbankan, IHSG Ditutup Naik 1,79%

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). IHSG ditutup naik 1,79% di level 5.076,17 pada perdagangan Rabu (8/7).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
8/7/2020, 17.12 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 1,79% menyentuh level 5.076,17 pada perdagangan Rabu (8/7). Pergerakan indeks diiringi oleh aksi beli bersih atau net buy oleh investor asing.

Berdasarkan data RTI Infokom, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih mencapai Rp 218,79 miliar di pasar reguler. Meski demikian, di pasar negosiasi dan tunai tercatat asing melakukan penjualan dengan nilai bersih Rp 140,49 miliar.

Saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing di pasar reguler adalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dengan nilai net buy Rp 249,9 miliar. Diikuti oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dibeli investor asing dengan nilai bersih Rp 161 miliar.

Harga saham dua emiten tersebut pun tercatat naik pada hari ini. Saham BBRI naik hingga 5,28% menjadi Rp 3.190 per saham, dan BBCA naik 3,51% menjadi Rp 31.000 per saham.

Saham BBRI dan BBCA juga tercatat menjadi pendorong sektor finansial, yang tercatat naik 3,58% pada penutupan perdagangan hari ini. Kenaikan sektor finansial sekaligus menjadi penopang pergerakan IHSG hari ini.

Selain dua saham tersebut, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga tercatat naik 4,46% menjadi Rp 5.275 per saham.

(Baca: Saham-saham Bank Beterbangan, IHSG Sesi I Naik 1,3% ke 5.051,92)

Saham bank lainnya yang ditutup menguat hari ini adalah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang naik hingga 4,35% menjadi Rp 4.800 per saham. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), naik signifikan hingga 9,39% menjadi Rp 1.340 per saham.

Lainnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) ditutup menguat 2,75% di harga Rp 560 per saham. Lalu, ada saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang menguat hingga 2,29% di Rp 895 per saham.

Total volume saham yang diperdagangkan hari ini mencapai 9,83 miliar unit, dengan nilai Rp 9,26 triliun. Pada penutupan perdagangan, tercatat ada 221 saham yang ditutup menguat pada sesi satu ini, sementara 174 saham berada di zona merah, dan 174 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan kenaikan saham ini banyak disebabkan oleh apresiasi pasar terhadap peran pemerintah dalam rangka memberikan stimulus penempatan dana Rp 30 triliun di bank milik pemerintah.

"Dalam rangka memberikan stimulus penyaluran kredit yang masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mendorong sektor rill," katanya.

Pendapat senada juga diutarakan Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee. Menurutnya, salah satu sentimen positif untuk sektor perbankan datang dari komitmen pemerintah membantu likuditas dengan menempatkan dana di sejumlah bank.

(Baca: IHSG Diramal Koreksi Sebab Pasar Minim Sentimen, Ini Saham Pilihannya)

Terbaru, Kementerian Keuangan tengah mengkaji wacana penempatan dana senilai triliunan rupiah kepada BPD. Kabarnya, ada empat BPD yang bakal menerima dana tersebut yaitu BPD Jawa Barat dan Banten (Bank BJB), BPD Jawa Timur (Bank Jatim), Bank DKI, dan BPD Jawa Tengah (Bank Jateng).

"Bantuan dana ke bank daerah itu bagus, karena kehadiran BPD bisa berperan langsung kepada bisnis di daerah," ujarnya.

Selain itu, naiknya IHSG juga disebabkan oleh penguatan bursa global dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan beberapa indeks global bahkan lebih tinggi dibandingkan IHSG.

"Kalau dilihat, harusnya IHSG menguat dalam beberapa hari terakhir karena bursa global menguat. Tapi penguatan IHSG agak loyo, tidak ada tenaga sama sekali," kata Hans.

Penguatan bursa global dalam beberapa waktu terakhir, disebabkan likuiditas di pasar saham global memang sedang longgar. Namun, dana tersebut baru masuk ke pasar saham dalam negeri sedikit terlambat dibandingkan dengan bursa global lainnya.

(Baca: IHSG Turun Tipis 0,04% di Tengah Aliran Masuk Dana Asing Rp 377 Miliar)

Reporter: Ihya Ulum Aldin