Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 0,43% di level 5.031,25 pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (10/7). Penurunan ini meneruskan pergerakan indeks sehari sebelumnya, yang ditutup turun 0,46%.
Hari ini, tercatat total 9,42 miliar unit saham diperdagangkan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,65 triliun. Total saham yang ditutup di zona merah sebanyak 260 saham, sedangkan yang ditutup menguat hanya 142 saham, dan sisanya sebanyak 150 saham ditutup stagnan.
Pendorong penurunan IHSG pada hari ini adalah sektor properti, yang ditutup turun 1,19%. Saham berkapitalisasi besar yang turun di sektor ini seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebesar 2,4% di Rp 406 per saham. Lalu, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga turun 2,61% di Rp 745 per saham.
Selain properti, sektor aneka industri juga ditutup turun, yakni 1,14%. Penyebabnya, saham PT Astra International Tbk (ASII) ditutup turun 1,43% di Rp 4.830 per saham. Lalu, saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) juga bergerak turun 3,57% di Rp 540 per saham.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, penurunan IHSG selama dua hari berturut-turut disebabkan oleh tidak adanya data makro ekonomi, baik dari domestik maupun global, yang memberikan pengaruh positif tinggi ke pasar. Ia juga menilai, penurunan harga komoditas global juga menjadi penyebab indeks ditutup turun.
Selain itu, kekhawatiran terkait kemungkinan munculnya gelombang kedua virus corona atau Covid-19 juga menjadi penyebab tidak banyak investor mengambil posisi selama dua hari perdagangan.
(Baca: Harga Saham Emiten Properti Rontok, IHSG Sesi I Turun ke Level 5.049)
"Peningkatan jumlah kasus positif baru Covid-19 membuat pelaku pasar cenderung mengambil sikap wait and see," kata Nafan, kepada Katadata.co.id.
Meski hari ini ditutup turun, IHSG sebenarnya masih dalam tren yang positif, karena selama sepekan indeks mampu bergerak naik 1,16%.
Kenaikan IHSG dalam sepekan terakhir ini bisa terjadi karena pada Rabu (8/7), IHSG ditutup meroket hingga 1,79%. Saat itu, saham-saham sektor perbankan menjadi motor penguatan indeks pasar saham dalam negeri.
Kenaikan indeks ditopang oleh sentimen positif penempatan dana pemerintah di bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai Rp 30 triliun.
Terbaru, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah mengkaji wacana penempatan dana senilai triliunan rupiah kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD). Kabarnya, ada empat BPD bakal menerima dana tersebut, yaitu BPD Jawa Barat dan Banten, BPD Jawa Timur, Bank DKI, dan BPD Jawa Tengah.
"Bantuan dana ke bank daerah itu bagus, karena kehadiran BPD bisa berperan langsung kepada bisnis di daerah," Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee.
(Baca: Gelombang Corona Naik, IHSG Diramal Terkonsolidasi Cenderung Melemah)