Saham Emiten CPO Meroket selama Sepekan Efek Naiknya Konsumsi Domestik

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/pras.
Ilustrasi, pekerja kebun kelapa sawit. Meningkatnya konsumsi domestik dan harga CPO di pasar global membuat harga saham emiten produsen CPO melonjak selama sepekan terakhir.
21/7/2020, 19.23 WIB

Harga saham emiten produsen minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) melonjak selama sepekan terakhir, berkat peningkatan konsumsi domestik, dan kebaikan harga komoditas tersebut di pasar global.

Saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) misalnya, telah menguat 30% ke level Rp 117 per saham selama sepekan hingga penutupan sesi perdagangan hari ini, Selasa (21/7). Kemudian, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) tercatat naik 19,40% ke level 320 per saham, dan PT London Sumatera Tbk (LSIP) naik 17,16% menjadi Rp 990 per saham.

Lalu, saham PT Sinar Mas Agro Tbk (SMAR) tercatat meningkat 7,67% ke level Rp 3.230 per saham, dan PT Austindo Nusantara Tbk (ANJT) naik 6,31% ke level Rp 590 per saham.

Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, lonjakan saham emiten produsen CPO terjadi karena sentimen positif peningkatan harga komoditas tersebut di pasar global. Kenaikan ini juga disinyalir adanya peningkatan permintaan CPO di pasar domestik.

“Dengan meningkatnya kebutuhan CPO, maka konsumsi juga akan meningkat,” kata Reza, kepada Katadata.co.id, Selasa (21/7).

Meningkatnya permintaan pasar dan kenaikan harga CPO, menurut Reza, dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk kembali membeli saham emiten produsen CPO.

Sementara, faktor kebijakan pemerintah terkait program B20, B30, B50, maupun B100, meski direspons positif oleh pasar, belum cukup kuat untuk mendorong kenaikan harga emiten produsen CPO. Alasannya, pelaku pasar masih menanti realisasi program-program ini.

 Senada, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, peningkatan harga CPO di pasar global berdampak kepada meningkatnya harga saham emiten produsen CPO di pasar modal.

Meski demikian, ia menilai penguatan harga saham emiten CPO belum tentu bisa terus bertahan hingga akhir tahun. Sebab, pelaku pasar masih menunggu laporan kinerja keuangan kuartal II 2020.

“Jadi, dalam laporan kinerja akan terlihat apakah prospeknya sebagus yang diharapkan,” kata William.

Namun dilihat secara teknikal, pergerakan saham emiten produsen CPO dipastikan sudah uptrend. Ia merekomendasikan beberapa saham yang mesti dicermati oleh investor antara lain, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT London Sumatera Tbk (LSIP), dan PT Astra Agro Tbk (AALI).

Sebelumnya, permintaan CPO tercatat meningkat di tengah penurunan ekspor. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mencatat, sepanjang Januari-Mei 2020, konsumsi CPO dalam negeri naik 3,6 % menjadi 7.335 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Konsumsi dalam negeri secara total masih positif ditengah berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono, dalam siaran pers, Jumat (10/7).

Penulis/Resporter: Muchammad Egi Fadliansyah

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah