Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (22/1) ditutup anjlok 1,66% menyentuh level 6.307,12. Penurunan ini salah satunya, karena pemerintah memutuskan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hingga 8 Februari.
"Kebijakan pemerintah dalam memperpanjang masa PPKM memberikan sentimen negatif bagi pasar. Di sisi lain, kenaikan kasus Covid-19 juga memberikan sentimen negatif bagi pasar," kata analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji kepada Katadata.co.id.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan menjadi alasan perpanjangan kebijakan ini. Dari 7 provinsi, hanya dua yang mengalami penurunan kasus yakni Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Dari hasil evaluasi, Presiden meminta PPKM diperpanjang sampai 8 Februari,” kata Airlangga saat konferensi pers, Kamis (21/1).
Secara total, hari ini volume transaksi di Bursa mencapai 17,37 miliar unit saham dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 17,33 triliun. Investor asing tercatat melakukan pembelian dengan nilai bersih mencapai Rp 139,61 miliar di pasar reguler.
Emiten Cuan dan Merugi Hari ini
Meski terjadi penurunan, masih ada emiten yang mendatangkan keuntungan besar pada hari ini. Secara total, ada 107 saham hari ini yang tercatat menguat, meski 396 saham lainnya ditutup melemah, dan 128 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.
Saham yang mendatangkan cuan paling besar hari ini adalah PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) yang meroket hingga 33,87% menyentuh harga Rp 83 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan volume 24,01 juta unit saham dengan total nilai transaksi Rp 1,9 miliar.
Saham lain yang tercatat menguat signifikan adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sebesar 25% menjadi Rp 6.000 per saham. Emiten milik Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ini ditransaksikan dengan nilai Rp 70,61 miliar sebanyak 12,4 juta unit saham.
Emiten yang juga mendatangkan keuntungan hari ini adalah PT Global Teleshop Tbk (GLOB) karena naik 25% menjadi Rp 270 per saham. Emiten milik PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) ini ditransaksikan dengan volume 336 ribu unit saham dengan nilai Rp 90,34 juta.
Saham PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk (CANI) juga mendatangkan keuntungan karena mampu naik 24,41% menjadi Rp 316 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan nilai Rp 45,29 juta yang berasal dari perdagangan sebanyak 143 ribu unit saham.
Di posisi kelima, saham PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) juga mampu menguat hingga 24,3% menjadi Rp 665 per saham. Saham ini diperdagangkan dengan volume mencapai 528 ribu unit saham dengan nilai Rp 329,92 juta.
Di sisi lain, banyak saham-saham yang turun signifikan hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB). Saham-saham yang mengalami penurunan berasal merupakan perusahaan pelat merah alias badan usaha milik negara (BUMN).
Seperti PT PP Tbk (PTPP) yang turun hingga 6,94% menyentuh harga Rp 1.945 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan volume 128,1 juta unit saham dengan nilai Rp 253,7 miliar.
Saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) juga mengalami penurunan signifikan, mencapai 6,9% menjadi Rp 3.240 per saham. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini diperdagangkan dengan total nilai Rp 473,8 miliar sebanyak 143,3 juta unit saham.
Anak usaha BBRI lainnya, harga sahamnya anjlok yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) sebesar 6,85% menjadi Rp 1.155 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan volume 169,1 juta unit saham dan dengan total nilai Rp 199,7 miliar.
Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) termasuk yang merugi hari ini karena turun 6,85% menjadi Rp 1.700 per saham. Saham BUMN karya ini diperdagangkan sebanyak 349,2 juta unit saham dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 604,7 miliar.
Emiten pelat merah lain yang merugi adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) karena turun hingga 6,8% menjadi Rp 2.880 per saham. Saham ini ditransaksikan dengan volume sebanyak 894,8 juta, dengan nilai transaksi jumbo yaitu mencapai Rp 2,6 triliun.
Dana Asing Masuk Rp 6,49 T Pekan Ini
Bank Indonesia melaporkan modal asing masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 6,49 triliun dalam satu pekan ini. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono memerinci dana asing masuk melalui pasar Surat Berharga Negara Rp 5,81 triliun dan pasar saham Rp 680 miliar.
"Secara keseluruhan tercatat nett inflow di pasar keuangan domestik Rp 16 triliun selama tahun 2021," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (22/1).
Adapun nilai tukar rupiah pada pasar spot pekan ini melemah tipis 25 poin atau 0,17%. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, mata yang Garuda justru menguat 14 atau 0,09% pada pekan ini. Kurs tersebut dipublikasikan BI setiap pukul 10.00 WIB.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menilai derasnya aliran modal asing yang masuk terjadi akibat euforia pelantikan Presiden AS Joe Biden. "Pasar menanti stimulus fiskal dari pemerintahan Biden," kata Rully.
Biden resmi dilantik menjadi Presiden AS ke-46 pada Rabu (20/1) waktu setempat di Gedung Capitol. Setelah pelatikan, Biden langsung membatalkan beberapa kebijakan AS seperti terkait dengan Organisasi Kesehatan Dunia, perjanjian Paris, serta terkait tim respon pandemi.
Calon Menteri Keuangan AS, Janet Yellen sebelumnya turut mendukung kebijakan stimulus baru yang diusung oleh Biden senilai US$ 1,9 triliun. Menurut dia, stimulus lebih besar dapat membantu ekonomi keluar dari penurunan akibat pandemi Covid-19. Manfaat dari paket bantuan terseut lebih besar dari biaya beban utang yang ditanggung Negeri Paman Sam.
Selain itu, Rully menilai ekspektasi penanganan pandemi yang lebih baik mendorong dana asing masuk ke Tanah Air pada pekan ini. "Percepatan vaksinasi Covid-19 turut memberi sentimen positif," katanya.