Pelaku Pasar Khawatir Lonjakan Kasus Covid-19, IHSG Anjlok 1,54%

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.
Pengendara melintasi layar pergerakan saham di jalan Jenderal Sudirman Jakarta.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
24/3/2021, 17.30 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup anjlok hingga 1,54% menyentuh level 6.156 pada perdagangan Rabu (24/3). Penurunan tersebut, meneruskan tren negatif sejak awal pekan ini, sehingga secara kumulatif IHSG sudah turun hingga 3,14% dalam tiga hari.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan sentimen negatif yang membuat indeks pasar saham hari ini anjlok adalah kekhawatiran pasar terhadap kenaikan jumlah kasus Covid-19 di dunia. Hal tersebut, membuat beberapa negara di Eropa memperpanjang kebijakan lockdown.

"Di Eropa, beberapa negara, termasuk Jerman, Prancis, dan Belanda, memperpanjang lockdown dan memberlakukan pembatasan perjalanan," kata Sukarno kepada Katadata.co.id, Rabu (24/3).

Kebijakan lockdown membuat indeks-indeks di Asia dan Eropa bergerak di zona merah. Seperti Nikkei 225 Index di Jepang yang anjlok 2,04% dan Hang Seng Index di Hong Kong yang juga mengalami penurunan hingga 2,03% pada hari ini.

Selain itu, indeks Shanghai Composite di Tiongkok juga mengalami penurunan signifikan hingga 1,3%. Straits Times Index di Singapura juga turun 0,18%. Indeks negara Korea Selatan, Kospi bergerak turun 0,28%. Sementara, indeks Malaysia FTSE bergerak naik 0,25%.

Sementara, indeks di kawasan Eropa pada perdagangan hari ini, dibuka di zona merah. Seperti FTSE 100 Index di Inggris yang sejauh ini bergerak turun 0,45%. Lalu, indeks di Xetra Dax juga mengalami penurunan hingga 0,49% pada pembukaan perdagangan hari ini.

Adapun, kekhawatiran terkait gelombang berikutnya penyebaran virus Covid-19, juga membuat indeks Wall Street, Amerika Serikat ditutup turun semalam. Seperti Dow Jones turun 0,94%, S&P 500 Index turun 0,76%, dan Nasdaq yang turun 1,12%.

"Wall Street malam kemarin juga ditutup drop dikarenakan adanya potensi gelombang ketiga dari penyebaran infeksi Covid-19," kata Sukarno.

Dari dalam negeri, sentimen negatif terhadap IHSG hari ini datang dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2021. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama tahun ini masih kontraksi 1% hingga 0,1%.

"Statement Sri Mulyani mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan I-2021, disikapi negatif pelaku pasar," kata analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama kepada Katadata.co.id.

Sedangkan secara teknikal, analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, IHSG memang tengah berada pada tren sideways. Penurunan pada perdagangan hari ini, membawa IHSG semakin dekat dengan area support di level 6.152 yang mengindikasi adanya potensi rebound.

"Memang penurunan hari ini terjadi sebagai imbas efek indeks Asia yang melemah signifikan juga," kata William.

Data Perdagangan Saham Hari ini

Pada perdagangan pasar saham hari ini, secara total ada 17,35 miliar unit saham yang ditransaksikan dengan frekuensi sebanyak 1,13 juta kali. Nilai transaksi yang terjadi sepanjang hari ini mencapai Rp 11,11 triliun. Nilai kapitalisasi pasar hari ini menyentuh Rp 7.281 triliun.

Seluruh indeks sektor saham pada perdagangan hari ini ditutup di zona merah. Indeks sektor pertambangan, ditutup turun paling signifikan yaitu 3,16%. Berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya, saham yang berpengaruh pada penurunan sektor ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) karena hari ini ditutup turun hingga 4,4% menjadi Rp 2.170 per saham.

Saham di sektor ini yang juga turun signifikan adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar 5,77% menjadi Rp 1.225 per saham. Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ditutup turun 2,14% menjadi Rp 2.740 per saham. Juga PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang turun 4,54% menjadi Rp 12.075 per saham.

Sektor saham lain yang anjlok adalah agrikultur yang turun 2,36% hari ini. Saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) ditutup turun 1,84% menjadi Rp 10.650 per saham. Lalu, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) juga mengalami penurunan hingga 5,59% menjadi Rp 1.350 per saham.