Spekulasi Perpanjangan PPKM Darurat, IHSG Anjlok 1,62% dalam Dua Hari

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
14/7/2021, 18.08 WIB

"Di sisi lain karena siklus pasar secara tahunan masih berlangsung dan ada peluang window dressing saya kira itu penyebabnya (investor asing net buy)," kata William.

Berdasarkan data perdagangan hari ini, total volume saham yang ditransaksikan mencapai 16,9 miliar unit saham dengan nilai mencapai Rp 9,66 triliun dan frekuensi hingga 1,13 juta kali. Terdapat 172 saham yang menguat, 327 saham turun, dan 143 saham yang stagnan.

Di tengah pelemahan indeks, tercatat investor asing masih mencatatkan beli dengan nilai bersih Rp 126,27 miliar di pasar reguler dan senilai Rp 53,64 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Sehingga, total nilai beli bersih di seluruh pasar senilai Rp 179,9 miliar.

Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi yang paling banyak dibeli oleh asing dengan nilai bersih Rp 82,1 miliar. Lalu, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga diincar asing dengan nilai beli bersih senilai Rp 43 miliar.

Meski IHSG anjlok pada perdagangan kemarin, investor asing masuk ke pasar saham Tanah Air. Nilai bersih dari pembelian asing pada perdagangan kemarin tercatat Rp 211,47 miliar.

Di sisi lain, pemerintah terus memastikan investor menanamkan modalnya di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kondisi pandemi saat ini memang mempengaruhi kepercayaan investor. Konsumsi masyarakat yang menurun setiap kasus naik menyebabkan investor menimbang kembali investasinya (wait and see).

"Bila kita menangani Covid-19 dengan baik, saya kira mereka masih percaya untuk investasi di Indonesia," ujar Luhut dalam acara Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/7).

Luhut menyebut pemerintah menghadapi tantangan yang cukup berat dalam menangani lonjakan pandemi kasus Covid-19, terutama dalam ketersediaan obat-obatan, oksigen, rumah sakit hingga tenaga kesehatan. Kendati demikian, pemerintah terus berupaya menangani pandemi Covid-19 dengan optimal.

"Ini tantangan bagi kita sehingga dalam menarik investor ke depan, saya kira kondisi Covid-19 ini perlu jadi acuan sehingga mereka (investor) yakin bahwa kita menangani dengan baik," kata Luhut.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin