IHSG Diramal Melemah Lagi, Analis Rekomendasi Saham Bank dan Tambang

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).
Penulis: Andi M. Arief
29/11/2021, 08.40 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada hari ini. Namun, analis merekomendasikan saham bank dan pertambangan.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu (26/11), IHSG anjlok 2,06% ke level 6.561. Ini kedua kalinya indeks melorot lebih dari 2% sejak awal tahun.

Analis memperkirakan, IHSG juga melemah pada hari ini. "Indeks diperkirakan sedang membentuk wave B mengacu pada skenario di sekitar level 6.464,” kata Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova dalam riset, Senin (29/11).

Menurutnya, indeks kemungkinan akan mengalami rebound minor sebelum melanjutkan gelombang koreksi. Ia menghitung titik support IHSG secara urut berada di level 6.520, 6.480, dan 6.464. Sedangkan resistance yakni 6.590, 6.620, dan 6.645.

Level support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga bakal terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual yang cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.

Meski diprediksi melemah, Ivan merekomendasikan aksi beli untuk lima saham pada perdagangan hari ini. Kelimanya yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Ivan menyarankan investor melakukan hold atau trading buy pada ADRO dan EXCL. Ini karena saham kedua emiten diprediksi turun ke titik support.

Selain itu, investor dianjurkan melakukan hold atau accumulative buy pada emiten BBRI dan BMRI. Sebab, kedua emiten perbankan ini bakal menguji level support masing-masing, namun berpotensi tidak ditutup di bawah level support.

Terakhir, investor didorong melakukan aksi speculative buy pada emiten SMGR. Walaupun Semen Indonesia sedang berada pada fase koreksi kuat, potensi perbaikan masih ada jika tidak menyentuh level support 8.000 dari posisi saat ini 8.275.

Reporter: Andi M. Arief