Fokus Bisnis Kargo, Garuda Pangkas Armada dan Rute Penerbangan

ANTARA FOTO/REUTERS/Regis Duvignau/File Ph
Regis Duvignau/ ARSIP FOTO: Logo Garuda Indonesia terlihat di pesawat Airbus A330 yang terparkir di kantor pusat Airbus di Colomiers dekat Toulouse, Prancis, 15 November 2019.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
19/8/2021, 21.50 WIB

"Begitu umroh buka, swing dari pendapatan kami akan bergerak cukup jauh, karena antrean untuk umroh ini sudah sangat tinggi," kata Irfan.

Irfan mengaku terus memonitor strategi ini untuk memastikan semua rute yang diterbangi maskapai milik negara ini betul-betul mendatangkan keuntungan berbasis kargo untuk saat ini.

"Karena kami tentu saja belum bisa mengharapkan isian penumpang yang maksimal," ujar Irfan.

Selain berharap pada penerbangan haji, Irfan berharap syarat penerbangan antarpulau di Indonesia bisa menggunakan hasil tes antigen dan vaksin saja. Pasalnya, syarat untuk penerbangan di luar Pulau Jawa dan Bali, perlu menyertakan hasil tes polymerase chain reaction (PCR) dan vaksin.

"Kami tentu saja berharap, tidak lama lagi antigen dan syarat vaksin menjadi syarat yang lebih mudah dibandingkan vaksin dan PCR," kata Irfan menambahkan.

Berdasarkan laporan keuangan triwulan I-2021, pendapatan Garuda totalnya mencapai US$ 353,07 juta atau setara Rp 5,11 triliun (kurs: Rp 14.500). Pendapatan tersebut anjlok hingga 54,03% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 768,12 juta. 

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin