Kantor Advokat AHP Sebut Tak Terlibat Investasi Telkomsel di GoTo

Dokumentasi GOTO
GOTO melepas sebanyak 46,7 miliar saham atau setara 3,43% saham dan meraih dana IPO senilai Rp 15,8 triliun.
Penulis: Desy Setyowati
22/5/2022, 16.00 WIB

Hal itu tercantum dalam laporan keuangan Telkom kuartal I. Laporan ini disajikan sebagai kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi anak usaha Telkom, Telkomsel, pada Goto, dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Di sisi lain, harga saham GOTO juga terus merosot hingga 42,6% ke level Rp 194 dari harga IPO yakni Rp 338. 

Pujo Pramono Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia mengatakan, ketika Grup Telkom mengambil langkah untuk berinvestasi di suatu perusahaan, tidak semata-mata hanya mempertimbangkan aspek keuntungan atau kerugian modal (capital gain/loss), tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih luas lagi.

"Seperti sinergi dalam upaya membangun ekosistem digital nasional yang lebih besar, yang salah satunya melalui investasi Telkom Group di GoTo," ujar Pujo kepada Katadata.co.id, pekan lalu (17/5).

Terkait dinamika harga saham, menurutnya hal itu sangat mungkin. Harga saham bisa turun dalam, tetapi bisa juga melonjak cukup tinggi sesuai dengan kondisi pasar, baik itu global maupun regional.

"Naik turunnya harga saham ini dipercaya akan membuat potensi capital gain ataupun capital lost. Hal ini merupakan suatu yang lazim terjadi," ujarnya.

Sedangkan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah  menegaskan, kebijakan Grup Telkom berinvestasi di GoTo mempertimbangkan banyak aspek. Salah satunya, sinergi dalam upaya membangun ekosistem digital nasional yang lebih besar.

"Di GoTo, kami tidak hanya investasi, tapi ada beberapa potensi sinergi," kata Ririek dalam wawancara khusus dengan Katadata.co.id di Gedung Telkom Landmark Tower, Jakarta, Selasa (17/5).

Ririek mencontohkan, Grup Telkom memperoleh pendapatan ratusan miliar pada 2021 dari  pelanggan baru mitra pengemudi Gojek melalui pembelian paket data Telkomsel untuk mitra.

Sebelum adanya sinergi, ada sekitar 40% dari total 2,5 juta mitra pengemudi yang belum menggunakan provider Telkomsel.

Ririek meyakini potensi sinergi Grup Telkom dengan berinvestasi di GoTo nilainya lebih besar dari jumlah investasi perusahaan. "Potensi sinergi value dengan GoTo justru lebih besar dari nilai yang sudah diinvestasikan Telkom Group," katanya.

Halaman: