Pertamina Geothermal Energy Ditargetkan IPO pada Kuartal I 2023

Pertamina Geothermal Energy
Area panas bumi Lahendong, Pertamina Geothermal Energy.
7/12/2022, 13.50 WIB

Kementerian BUMN menargetkan saham PT Pertamina Geothermal Energy atau PGE sudah bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal pertama tahun 2023.

Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan sejauh ini proses persiapan penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) kepada PT PGE sudah berada pada tahap penyusunan berbagai dokumen termasuk penunjukkan konsultan-konsultan penunjang.

Pahala juga menjelaskan bahwa kementerian telah menyelesaikan tahap registrasi pertama dan kedua kepada OJK yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan penyampaian rentang harga IPO yang diharapkan selesai paling lambat pada awal tahun 2023.

"Setelahnya akan dilanjutkan dengan paparan publik serta registrasi dan masa penawaran umum. Kami berharap nantinya penawaran saham BEI dan pencatatan sahamnya sudah bisa diselesaikan di triwulan pertama tahun 2023," kata Pahala dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR pada Rabu (7/12).

Lebih lanjut, kata Pahala, Kementerian BUMN sejatinya berencana untuk menyelesaikan IPO PGE tahun ini. Namun rencana itu mundur karena adanya kekhawatiran perkembangan kondisi pasar modal yang negatif setelah bank sentral Amerika Serikat atau The Fed menaikan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) lima kali berturut-turut.

"Kami memutuskan untuk melakukan penundaan sampai terjadi stabilitas khususnya kebijakan The Fed yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pasar modal ekuitas, baik di Indonesia maupun di negara lain, ujar Pahala.

Langkah Kementerian BUMN untuk mengajukan IPO pada PGE makin optimistis usai The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan yang lebih rendah ke angka 25 - 50 bps. Keputusan The Fed merupakan kabar positif soal indikasi AS yang sudah bisa menahan laju inflasi dan resesi.

"Penurunan suku bunga kami harap sudah pengaruhi secara positif sentimen para stakeholder, meningat di Indonesia cukup besar kontribusi dari para equity investor dari luar Indonesia," ujar Pahala.

Adapun hasil IPO yang didapatkan oleh PGE akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas listrik panas bumi sebesar 600 mega watt (MW) dalam lima tahun ke depan.

Pelepasan sebagaian saham perusahaan ke publik juga diharap bisa merealisasikan rencana pertamina grup untuk memiliki nilai valuasi sebesar US$ 100 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk peningkatan operasi dan optimalisasi aset wilayah kerja panas bumi dan juga PLTP seperti Lumut Balai Unit 2 dan Hululais Unit 1 dan 2.

Pahala mengatakan, Kementerian BUMN telah melakukan sejumlah kebijakan komersil sebelum memutuskan untuk mendorong IPO PGE. Salah satunya yakni memastikan serapan listrik panas bumi yang dihasilkan oleh operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) PGE terserap oleh PLN.

"Saat ini kami sudah memiliki kontak PPA juga dengan PLN serta beberapa yang lain, sehingga kami harapkan dari 600 MW tersebut akan dikembangkan dalam 5 tahun mendatang. Kami juga sedang melakukan pendaftaran kepada OJK yaitu pendaftaran di tahap 1," ujar Pahala.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu