Jumlah Penumpang Kereta Anjlok Imbas Listrik Mati Massal Awal Agustus

ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Ilustrasi, pekerja memperbaiki jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) pascakecelakaan KRL di kawasan Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3/2019). Listrik mati massal pada awal Agustus membuat jumlah penumpang kereta api menurun.
1/10/2019, 15.33 WIB

Penumpang kereta api Jabodetabek turun 6,94% mtm dari 29,7 juta menjadi 27,7 juta pada Agustus lalu. Mereka berkontribusi 78,5% dari total penumpang kereta api.

Karena masa libur telah usai, jumlah penumpang kereta api di Jawa non-Jabodetabek juga menurun. Penurunannya mencapai 19,77% mtm dari 8,6 juta menjadi 6,9 juta orang. Begitu pun jumlah penumpang kereta api di Sumatera turun 11,61% mtm, dari 732 ribu menjadi 647 ribu.

Kendati demikian, jumlah penumpang kereta api sepanjang Januari-Agustus 2019 naik 1,74% dibanding periode sama tahun lalu (year to date/ytd) menjadi 283 juta. "Kenaikan terjadi di Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera, masing-masing 11,93% dan 7,67%,” kata dia. Sedangkan di Jabodetabek mengalami penurunan 0,7% ytd.

Selain penumpang, jumlah barang yang diangkut kereta api juga turun pada Agustus lalu. Penurunannya 0,92% mtm menjadi 4,4 juta ton. Namun, jumlah barang yang diangkut kereta api sejak awal tahun naik 2,91% ytd menjadi 33,1 juta ton.

Sekadar informasi, pemadaman listrik secara massal di Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah terjadi pada 4 Agutus lalu. Listrik mati selama lebih dari 10 jam, sejak pukul 11.50 WIB.

(Baca: PLN Telah Bayarkan Kompensasi Akibat Pemadaman Listrik Rp 839 Miliar)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria