(Baca: Berkah Perang Dagang, Pangsa Ekspor Sawit ke Tiongkok Naik Jadi 30%)
Ditjen Bea dan Cukai mencatat, pendapatan bea keluar rerata turun 11,5% sepanjang 2015-2019. Penyebabnya, harga beberapa komoditas ekspor seperti CPO, mineral, rotan, kulit, dan kakao menurun. Heru menilai, penurunan harga disebabkan oleh perlambatan ekonomi.
Heru menjelaskan, bea keluar berfungsi menjaga suplai yang ada di domestik. Ia memproyeksikan, bea keluar akan terus meningkat setiap tahun. "Ini terutama untuk mencegah outflow," kata dia.
Sekadar informasi, bea keluar merupakan salah satu sumber pendapatan dari perdagangan internasional. Pada 2019, realisasi pendapatan pajak perdagangan internasional diperkirakan Rp 39,7 triliun atau lebih rendah 8,2% dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)Rp 43,3 triliun.
(Baca: Pertahankan Harga, BPDP Sawit Sepakat Penundaan Pungutan Ekspor)