Sejumlah Faktor Menekan Ekonomi Sulawesi Utara ke Level 5,83 %

Donang Wahyu|KATADATA
Nelayan mempersiapkan Pakura (perahu kecil) untuk bersiap melaut menagkap ikan tuna di selat Lembeh, Sulawesi Utara.
Penulis: Rizky Alika
24/8/2018, 14.34 WIB

Faktor penghambat lainnya ialah pertumbuhan industri yang masih tertinggal. Investasi masih lambat dipicu masalah sertifikasi lahan. Padahal, potensi investasi di Sulawesi Utara tergolong besar.

Sementara dari sisi belanja masyarakat, perilaku penduduk Sulawesi Utara cukup konsumtif. Hal ini tercermin dari salah satu pangsa penjualan kendaraan mobil dan motor. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, konsumsi rumah tangga masih jadi penggerak ekonomi terbesar dari sisi permintaan. Konsumsi rumah tangga memiliki andil 44,79 %. Sementara, konsumsi pemerintah menyumbang 17,5 %.

Secara spasial, Sulawesi Utara menempati peringkat kedua tertinggi dalam alokasi kredit untuk penggunaan konsumsi. Secara nasional, provinsi itu di posisi keempat tertinggi. Adapun pada 2017, sumbangan kredit konsumsi Sulawesi Utara terhadap kredit nasional mencapai 61 % atau lebih tinggi dibandingkan sumbangan kredit konsumsi Sulawesi sebesar 49,3 %.

Dengan demikian, konsumsi masyarakat lebih dominan dibandingkan dana tabungan hingga investasi. “Ini termasuk yang memperlambat pertumbuhan,” katanya. (Baca: Target Tumbuh 5,3%, Ekonomi Akan Ditopang Konsumsi Rumah Tangga)

Adapun masalah kualitas pendidikan pun dinilai masih besar walau durasi belajar di Sulawesi serupa dengan durasi belajar nasional. Ke depan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonom Sulawesi Utara secara keseluruhan 6,2 - 6,6 %.

Halaman: