Keterangan | Jenis Upah | Januari | Februari | % Perubahan |
Upah Buruh Tani Per Hari | Upah Nominal | Rp 49.000 | Rp 49.268 | 0,55 |
Upah Riil | Rp 37.064 | Rp 37.125 | 0,16 | |
Upah Buruh Bangunan Per Hari | Upah Nominal | Rp 83.432 | Rp 83.657 | 0,27 |
Upah Riil | Rp 65.211 | Rp 65.235 | 0,04 | |
Upah Potong Rambut Wanita | Upah Nominal | Rp 25.152 | Rp 25.258 | 0,42 |
Upah Riil | Rp 19.660 | Rp 19.696 | 0,19 | |
Upah Pembantu Rumah Tangga | Upah Nominal | Rp 367.465 | Rp 370.846 | 0,92 |
Upah Riil | Rp 287.217 | Rp 289.181 | 0,68 |
Mengacu pada survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI), indeks penghasilan mengalami kontraksi 0,7 poin pada Februari lalu. Meski begitu, indeks kondisi ekonomi masih mencatatkan kenaikan tipis. yaitu hanya 1 poin menjadi 105,2.
Kenaikan tersebut ditopang oleh indeks ketersediaan lapangan kerja dan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama yang masing-masing naik 1,7 poin dan 1,5 poin sehingga posisinya masing-masing menjadi 90,5 dan 106,9.
Adapun, untuk enam bulan ke depan, konsumen tampak makin optimistis terhadap kondisi ekonomi, kecuali soal penghasilan. Hal itu terlihat dari indeks ekspektasi konsumen yang mengalami kenaikan 2,6 poin menjadi 129,1. Faktor penopangnya yaitu indeks ekspektasi ketersediaan tenaga kerja yang naik 5,7 poin dan kegiatan usaha yang naik 4,3 poin. Di sisi lain, indeks ekspektasi penghasilan justru turun 2,1 poin menjadi 140,8.
(Baca juga: Janji Upah Buruh Naik di Kampanye Pilkada Buat Investor Kabur)
Menanggapi survei BI tersebut, Ekonom Maybank Juniman berpandangan, masyarakat optimistis perekonomian membaik ke depan. Masyarakat juga yakin ketersediaan lapangan kerja akan meningkat, seiring dengan upaya pemerintah membangun infrastruktur. Sebab, kegiatan produktif pemerintah tentu akan menyerap banyak pekerja.
Namun, kenaikan harga atau inflasi menggerus pendapatan yang diperoleh dari perbaikan ekonomi ataupun peningkatan lapangan kerja. "Pendapatan yang mereka terima dibanding kenaikan harga-harga yang lain itu enggak bisa mengejar,” ujarnya. “Jadi akhirnya, kami lihat (kenaikan pendapatan) belum cukup mengimbangi optimisme." Hal ini, menurut dia bisa mempengaruhi daya beli.