Pelemahan Konsumsi Masyarakat Diproyeksi Sebabkan Deflasi pada Juli

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.
Ilustrasi. Pengamat memprediksi pada Juli 2020 akan terjadi deflasi 0,01% secara bulanan karena konsumsi masyarakat masih lemah.
3/8/2020, 10.16 WIB

"Deflasi pada sebagian besar bahan pangan diakibatkan oleh masih lemahnya permintaan dari masyarakat akibat pandemi Covid-19," kata Josua.

Menurutnya, pendorong utama dari inflasi adalah inflasi inti yang didorong oleh kenaikan harga emas pada Juli 2020 sebesar 10,34%. Kenaikan tersebut sebagai akibat dari naiknya harga komoditas emas global, disertai dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Sementara, Bank Indonesia (BI) memperkirakan terjadi deflasi pada bulan Juli sebesar 0,03%, salah satunya dipicu oleh penurunan harga bawang merah.  "Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2020 secara tahun kalender sebesar 1,06% dan secara tahunan sebesar 1,61%," tulis Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Jakarta (24/7).

Secara terperinci, Onny menuturkan penyumbang utama deflasi pada periode laporan kemungkinan berasal dari bawang merah sebesar 0,1%. Disusul daging ayam ras 0,03%, bawang putih 0,03%, gula pasir 0,02%, jeruk 0,02, serta cabai merah, kelapa, daging sapi, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01%.

Adapun untuk komoditas utama penyumbang inflasi, menurutnya berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar 0,05%, emas perhiasan 0,04%, dan rokok kretek filter sebesar 0,01%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria