Ekonomi Syariah Lebih Tahan Banting Berkat Pertanian & Makanan Halal

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras.
Ilustrasi. Sektor pertanian dan makanan halal tumbuh tahun lalu mendorong ekonomi syariah tak terkontraksi sedalam ekonomi nasional.
6/4/2021, 12.19 WIB

Sektor PRM memberikan kontribusi terbesar terhadap kontraksi sektor prioritas HVC tahun 2020. Sektor ini minus 12,53% pada tahun lalu, kontraksi pertama dalam lima tahun terakhir.

Sementara, sektor fesyen muslim mengalami pertumbuhan negatif didorong oleh pelemahan kinerja pada seluruh subsektornya. Sektor fesyen muslim tercatat minus 8,87% pada tahun 2020, jauh menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan 12,38%.

 Meski demikian, pangsa ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional terus meningkat di tengah pelemahan ekonomi sebagai dampak Covid-19. Hal ini didukung oleh kebijakan pengembangan ekonomi syariah nasional yang semakin fokus, ditandai dengan penetapan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin sempat menyoroti posisi Indonesia yang hingga saat ini masih menjadi konsumen produk halal terbesar dunia, sedangkan produsen produk-produk tersebut dikuasai negara lain.

Dari data Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA), Brasil menyumbang ekspor produk makanan halal terbesar dunia pada 2016 dengan persentase 10,7%. Sedangkan Australia berada posisi keenam dengan persentase 4,4%.

"Produsen halal justru negara nonmuslim, seperti Brasil, Australia, dan lainnya," ujar dia dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021, Rabu (24/3).

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria