Rupiah Melemah Tertekan Kekhawatiran Pasar soal Kebijakan The Fed

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Ilustrasi. Rupiah bergerak melemah saat mayoritas mata uang Asia bergerak menguat.
24/5/2021, 10.02 WIB

Melansir laman resmi Worldometers, kasus positif corona dunia mencapai 167,52 juta hingga pukul 09.00 WIB. Angka kematian tercatat 3,48 juta dengan kesembuhan 148,53 juta.

Beberapa pejabat Fed pada pekan lalu mempertimbangkan perubahan kebijakan moneter berdasarkan pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. "Sejumlah peserta menyarankan, jika ekonomi terus membuat kemajuan pesat menuju tujuan komite, mungkin tepat dalam pertemuan mendatang untuk mulai membahas rencana penyesuaian laju pembelian aset," bunyi risalah pertemuan The Fed akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters. 

Namun, pandangan tersebut mungkin akan terpukul bulan ini dengan rilis data yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan lesu pada bulan April 2021. Meskipun inflasi lebih tinggi, hanya terdapat penambahan 266 ribu pekerjaan bulan lalu.

Indeks harga konsumen Negeri Paman Sam melonjak menjadi 4,2% pada April, kenaikan terbesar sejak September 2008 dan mengikuti kenaikan 2,6% pada Maret 2021. Kenaikan inflasi ini terjadi seiring lonjakan permintaan di tengah ekonomi yang dibuka kembali. Hal tersebut menambah kekhawatiran pasar keuangan akan periode inflasi yang lebih tinggi dan berkepanjangan.

Departemen Tenaga Kerja AS pada awal bulan Mei 2021 juga menunjukkan terdapat tekanan harga yang mendasari inflasi, memperpanjang aksi jual saham di Wall Street. Namun, sebagian besar ekonom tidak tergoyahkan dalam keyakinan bahwa lonjakan harga akan bersifat sementara.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria