Penerimaan Meningkat, Defisit APBN per April Turun Jadi Rp 138 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Penerimaan negara pada April 2021 tumbuh 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan belanja negara melesat 15,9%.
24/5/2021, 17.41 WIB

Lebih rinci, belanja pemerintah pusat meliputi belanja kementerian/lembaga Rp 278,6 triliun yang melesat 37,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan belanja kementerian/lembaga Rp 211,3 triliun yang naik 17,7% dibandingkan April 2020.

Sementara realisasi TKDD yang turun 3,4% dibandingkan April 2020, terdiri atas transfer ke daerah yang turun 1,8% menjadi Rp 216,4 triliun dan dana desa yang anjlok 19,7% menjadi Rp 16,9 triliun.

Adapun eseimbangan primer tercatat minus Rp 36,4 triliun. Sementara pembiayaan anggaran terealisasi Rp 392,2 triliun, melonjak 74,2% dari periode sama tahun sebelumnya yakni Rp 225,2 triliun. Dengan demikian terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran Rp 254,2 triliun.

Organisasi Riset The Prakarsa mengusulkan pemerintah untuk menggali sumber pendapatan selain menambah utang. Strategi yang ditawarkan yakni menerapkan pajak kekayaan atau yang biasa disebut wealth tax kepada kelompok super kaya di dalam negeri. 

Penarikan pajak di kalangan elite atas ini bukanlah ide yang baru tapi semakin menemukan relevansinya di tengah pandemi. Organisasi internasional seperti OECD dan IMF pun mendukung penerapan ide ini.

Direktur Eksekutif The Prakarsa Ah Maftuchan menilai, pandemi adalah momentum untuk mengubah sistem perpajakan secara fundamental. Pajak harus dikembalikan sebagai sumber dan alat redistribusi kekayaan bangsa secara adil dan merata. "Penerapan wealth tax kepada miliader sangat tepat agar pemerintah memiliki tambahan dana untuk menjalankan program jaminan sosial, bantuan tunai, dan program pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19," kata Maftuchan dalam keterangan resminya, akhir April 2021.

Semenjak virus corona masuk ke Indonesia, penerimaan pajak menurun secara signifikan. Anjloknya pendapatan negara terjadi karena berkurangnya aktivitas ekonomi sebagai akibat dari regulasi nasional maupun internasional terkait penanganan virus tersebut.

Di sisi lain, belanja negara meningkat cukup signifikan untuk membiayai program kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihanan ekonomi nasional. Akibatnya, target defisit APBN pada 2020 meningkat hingga mencapai lebih dari 6% PDB.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria