Covid-19 Berdampak Buruk, IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Asia di 2021

Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA
Indonesia memperjuangkan tema prioritas di bidang keuangan dalam pertemuan IMF-World Bank, mengenai kebijakan ekonomi global, khususnya harmonisasi kebijakan antarnegara untuk pemulihan global dan mengatasi ketidakpastian global.
28/7/2021, 09.26 WIB

Optimisme perekonomian di negara maju tahun ini utamanya berasal dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Ekonomi AS tahun ini diperkirakan tumbuh 7% naik dari perkiraan semula 6,4%, sedangkan tahun depan berpotensi melambat 4,9%.

Untuk ekonomi Inggris, IMF memperkirakan kenaikan signifikan menjadi 7% dari proyeksi semula 5,3%. Sedangkan di tahun depan, ekonomi Negeri Ratu Elisabeth tersebut bakal melambat ke level 4,8%.

Di sisi lain, Jepang sebagai satu-satunya negara Asia yang masuk daftar negara maju justru menunjukkan perlambatan. Ekonomi Negeri Sakura tahun ini diperkirakan tumbuh hanya 2,8% lebih rendah dari perkiraan semula yakni 3,3%. Namun ada optimisme tahun depan akan menguat ke angka 3%.

Bank Pembangunan Asia atau ADB sudah lebih dulu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia  tahun ini dari 7,3% menjadi 7,2%. Sekalipun turun tipis, pemulihan ekonomi di negara-negara Asia Selatan, Asia Tenggara dan Pasifik cenderung lebih lambat karena lonjakan kasus positif Covid-19 varian Delta.

Pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara direvisi dari 4,4% menjadi 4%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Selatan dipangkas dari 9,5% menjadi 8,9% dan kawasan Asia Pasifik dari 10,3%.

Sementara itu, laju pemulihan di kawasan Asia Timur dan Asia Tengah diperkirakan membaik. ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan negara-negara berkembang Asia Timur dari 7,4% menjadi 7,5%, dan Asia Tengah dari 3,4% menjadi 3,6%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said