Aliran Modal Asing ke RI Melambat di Tengah Isu Tapering Off AS

ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Karyawan menunjukkan uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Penulis: Abdul Azis Said
10/9/2021, 19.21 WIB

"Ini menunjukkan perbaikan situasi tenaga kerja AS yang membuka kemungkinan the Fed menjalankan tapering di akhir tahun," kata Analis pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Jumat (10/9).

Selain itu, rupiah menguat setelah pemerintah kembali melonggarkan PPKM level 4 di sejumlah daerah mulai Selasa (7/9). Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2021, jumlah daerah yang berstatus PPKM level 4 di Jawa - Bali turun dari 25 menjadi 11 kabupaten/kota.

DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Yogyakarta juga sudah keluar dari PPKM level 4.

Namun tren penguatan mulai tertahan pada Rabu (8/9). Rupiah memasuki zona merah setelah sejumlah pejabat The Fed memberi sinyal tapering off tetap berlanjut.

Presiden Fed St. Louis James Bullard menilai, data ketenagakerjaan yang melambat Agustus bukan sinyal berakhirnya masa pemulihan. Dia mengatakan, pasar tenaga kerja bisa meningkat tahun depan, jika penanganan pandemi corona terus membaik.

"Gambaran besarnya yakni penurunan akan terjadi tahun ini dan akan berakhir pada paruh pertama tahun depan," kata Presiden Fed St. Louis James Bullard, dikutip dari Reuters, Rabu.

Presiden Fed New York John Williams juga memandang bahwa pengurangan pembelian aset perlu dilakukan akhir tahun ini. Dia memperhatikan, standar inflasi sudah terpenuhi. Walaupun ia juga ingin pasar tenaga kerja meningkat sebelum tapering off.

Menguatnya dukungan untuk segera tapering off akhir tahun ini didukung rilis data klaim pengangguran. Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan pada Kamis (9/9), klaim tunjangan pengangguran menyentuh level terendah sepanjang pandemi Covid-19 yakni 310 ribu klaim. Jumlahnya jauh di bawah ramalan ekonom 350 ribu.

Namun pasar juga masih menantikan rapat pejabat The Fed yang akan digelar 21-22 September. Pertemuan ini berpeluang merilis kebijakan baru yang lebih agresif dari pertemuan Juli. Ini mengingat sejumlah pejabat memberi sinyal kemungkinan tapering off dimulai Oktober.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said