IMF Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini Jadi 3,2%

ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Ilustrasi. Pemerintah masih memproyeksi ekonomi Indonesia pada tahun ini mampu tumbuh 3,7% hingga 4,5%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
13/10/2021, 11.04 WIB

Ekonomi Amerika Serikat hanya akan tumbuh 6% dari perkiraan sebelumnya 7%. Pertumbuhan ekonomi Jerman turun menjadi 3,1% dari 3,6%, Spanyol dari 6,2% menjadi 5,7%, Jepang dari 2,8% menjadi 2,4%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris dipangkas dari 7% menjadi 6,8%, serta Kanada dari 6,3% menjadi 5,7%. Di sisi lain, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Perancis dan Italia masing-masing 6,3% dan 5,8%.

Perlambatan ekonomi di AS dipengaruhi terganggunya pasokan dan menurunnya konsumsi memasuki kuartal III 2021. Jerman menghadapi kekurangan input utama yang membebani kinerja manufaktur negara tersebut. Sementara di Jepang, perlambatan dipengaruhi lonjakan gelombang keempat yang sudah berlangsung sejak awal paruh kedua tahun ini.

Ekonomi kawasan negara berkembang lainnya justru akan menguat. Ekonomi Amerika Latin dan Karibia akan tumbuh 6,3%, naik dari proyeksi sebelumnya 5,8%. Timur Tengah dan Asia Tengah 4,1% juga naik dari sebelumnya 4%, serta Sub-Sahara Afrika 3,7%, naik dari sebelumnya 3,4%. IMF mencatat pertumbuhan ekonomi di kawasan negara berkembang tersebut menguat seiring membaiknya ekspor komoditas global.

Pemerintah sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun ini di kisaran 3,7%-4,5%. Pemerintah optimistis dapat mencapai target tersebut di tengah membaiknya semua komponen pembentuk PDB. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh ekonomi Indonesia diramal akan tumbuh 2,3%-2,6%.

Kemudian investasi juga akan tumbuh 4,4%-4,9%, konsumsi pemerintah di kisaran 3,4%-4,2%. Perdagangan internasional akan tumbuh dua digit, ekspor diperkirakan tumbuh 17,9%-19,4%, sedangkan impor tumbuh 17,3%-18%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said