Aliran Modal Asing Rp710 M dalam Sepekan, Investor SBN Mulai Kabur

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
22/10/2021, 20.38 WIB

Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing neto yang masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 710 miliar dalam sepekan terakhir. Dana asing yang masuk semakin lesu bersamaan dengan depreasiasi rupiah yang tertekan sentimen tapering off The Fed.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono merincikan,  jumlah dana asing yang kabur dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1,35 triliun, tetapi masih ada beli neto di pasar saham Rp 2,06 triliun.

"Berdasarkan data setelmen sejak awal tahun 2021, terdapat nonresiden beli neto sebesar Rp 11,55 triliun," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (22/10).

 BI juga melaporkan tingkat premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia tenor lima tahun per 21 Oktober turun ke level 82,17 bps dari 84,82 bps pada 15 Oktober.

Imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun terpantau naik ke level 6,18% pada 22 Oktober, bersama dengan kenaikan yield US Treasury tenor 10 tahun ke level 1,701% pada 21 Oktober.

Investor asing yang keluar dari pasar SBN tampaknya ikut menyeret rupiah hingga melemah pada perdagangan sepekan terakhir.

Rupiah ditutup pada level Rp 14.123 per dolar AS. Kurs garuda melemah 0,34% dari posisi penutupan pekan lalu Rp 14.075.

Pelemahan nilai tukar sepekan terakhir terutama terpengaruh sentimen tapering off The Fed yang masih cukup kuat.

Ini tercermin dari kenaikan imbal hasil atau yield US Treasury dalam beberapa hari terakhir, hari ini menyentuh di atas 1,7%. Ini merupakan rekor tertinggi dalam lima bulan terakhir.

 Seperti diketahui, sentimen tapering off kembali menguat dalam dua pekan terakhir usai notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) edisi September rilis awal bulan ini.

Berdasarkan dokumen tersebut, The Fed berencana memulai tapering berupa pengurangan pembelian aset paling cepat pada pertengahan bulan depan atau Desember.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said