Sri Mulyani Sebut Pajak 2021 Moncer karena Ekonomi Pulih dan Komoditas

smindrawati/instagram
Sri mulyani
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
24/1/2022, 13.52 WIB

Penerimaan bea masuk yang dipengaruhi tren kinerja impor juga tumbuh 19,9% menjadi RP 38,9 triliun.

Penerimaan bea keluar yang didorong peningkatan ekspor dan harga komoditas, berhasil melesat 708% menjadi RP 34,6 triliun pada tahun 2021.

Sri Mulyani juga menyebut perbaikan terjadi dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tumbuh paling kuat diantara sumber pendapatan negara lainnya yaitu 31,5%.

  Realisasi PNBP sampai akhir tahun 2021 mencapai Rp 452 triliun atau 151% dari target.

Perbaikan ini menurut dia bukan hanya dipengaruhi kenaikan harga komoditas, tetapi juga membaiknya sumber penerimaan PNBP lainnya.

"Walaupun dari sumber daya alam (SDA) mengalami kenaikan tinggi karena tadi harga komoditas, namun dari PNBP non-SDA juga mengalami pemulihan yang cukup robust, ini terlihat dari pendapatan negara dipisahkan yang mulai pulih kembali dan PNBP dari Kementerian dan Lembaga (K/L) dan Badan Layanan Umum ( BLU)," kata Sri Mulyani.

Perbaikan pada tiga sumber penerimaan tersebut mendorong pendapatan negara tahun 2021 mencapai Rp 2.003,1 triliun.

Realisasi ini lebih besar dari target dalam APBN sebesar Rp 1.743,6 triliun atau 114,9%.

 Pendapatan negara tahun 2021 juga tumbuh 21,6% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya, serta lebih tinggi dibandingkan LKPP 2019 sebesar Rp 1.960,6 triliun.

“Kondisi ekonomi yang pulih menyebakan pendapatan negara melonjak. Komoditas memang penting tapi bukan satu-satunya, pemulihan ekonomi underlyingnya cukup kuat juga mendorong penerimaan kita," kata Sri Mulyani.

Dari sisi belanja juga berhasil tumbuh namun masih lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan negara yakni 7,4%.

Realisasi belanja negara tahun lalu Rp 2.786,8 triliun atau 101,3% dari target. Peningkatan pada belanja terutama melalui pemerintah pusat yang tumbuh 9,2%, sementara belanja transfer ke daerah dan dana desa tumbuh 3%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said