Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (Fed) memberikan sinyal kuat bahwa mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada bulan Maret mendatang. Ini akan menjadi kenaikan pertama dalam lebih dari tiga tahun sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi tinggi.
“Dengan inflasi jauh di atas 2% dan pasar tenaga kerja yang kuat, komite (pasar terbuka federal/FOMC) mengharapkan akan segera menaikkan kisaran target untuk suku bunga dana federal,” kata Fed dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNBC.com, Kamis (27/1).
Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya juga akan menghentikan pembelian aset pada bulan Maret, dan akan mulai mengurangi kepemilikan obligasi secara signifikan. Dia menambahkan bahwa Fed dapat bergerak di jalur yang agresif.
“Saya pikir ada cukup banyak ruang untuk menaikkan suku bunga tanpa mengancam pasar tenaga kerja,” kata Powell pada sebuah konferensi pers pada akhir pertemuan FOMC.
Namun pernyataan pasca-pertemuan FOMC tak mengungkapkan waktu spesifik kapan suku bunga akan mulai dinaikkan, meskipun terindikasi bisa terjadi setelah pertemuan berikutnya pada bulan Maret.
Selain itu Fed akan mengurangi pembelian obligasi bulanan (tapering off), yang telah membengkakkan neracannya hingga hampir mencapai US$ 9 triliun, dan menyetopnya pada Maret. Untuk bulan Februari, Fed masih akan membeli obligasi senilai US$ 30 miliar.
Seperti diketahu Amerika mencatatkan rekor inflasi tertinggi dalam hampir 40 tahun. Meskipun pasar telah melihat sinyal ke arah kebijakan yang kurang mendukung ke depannya, namun investor khawatir Fed mungkin akan memperketat kebijakan lebih dari yang diharapkan.
“Pengumuman Fed bahwa akan ada waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga adalah tanda yang jelas bahwa kenaikan akan terjadi pada bulan Maret,” kata ekonom senior AS di Capital Economics, Michael Pearce.
Ia menambahkan bahwa rencana Fed untuk mengurangi neracanya setelah menaikkan suku bunga juga bisa diumumkan segera pada pertemuan FOMC berikutnya.
Investor sebenarnya telah mengantisipasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga secara agresif tahun ini. Pasar memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali, masing-masing sebesar 25 basis poin atau total 1%.
Pejabat Fed akhir-akhir ini mengungkapkan keprihatinan tentang tingginya inflasi yang mencapai 7%, setelah berbulan-bulan sebelumnya bersikeras bahwa kenaikan harga ini hanya bersifat sementara.
Fed memangkas suku bunga acuan ke target 0-0,25% pada hari-hari awal pandemi Covid dan telah membeli miliaran dolar dalam Treasurys dan sekuritas yang didukung aset setiap bulan. Simak databoks berikut:
“Sebagian dari ini adalah Fed akan beralih dari kebijakan akomodatif yang sangat tinggi ke akomodatif yang jauh lebih sedikit, dan seiring waktu menjadi kebijakan yang tidak akomodatif,” kata Powell.
Program pembelian obligasi, yang lebih dikenal dengan nama pelonggaran kuantitatif, telah mendongkrakkan total aset dalam neraca keuangan Fed mencapai hampir US$ 9 triliun.
“Neraca sudah terlalu besar dari yang seharusnya dan harus dikurangi dalam jumlah besar. Itu akan memakan waktu. Kami ingin proses ini teratur dan dapat diprediksi,” kata Powell.
Goldman Sachs sebelumnya memperkirakan pengurangan neraca Fed akan dimulai pada Juni dengan tingkat US$ 100 miliar per bulan.