Bursa Saham Dunia Hijau, Rupiah Dibuka Menguat Ke Rp 14.374/US$

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).
9/2/2022, 09.47 WIB

"Rupiah juga masih tertekan oleh ekspektasi kebijakan pengetatan Bank Sentral AS yang makin agresif," kata Ariston.

Seperti diketahui, pasar kini menunggu pertemuan bank sentral AS (The Fed) bulan depan untuk mengumumkan kenaikan pertama bunga acuannya. Kalangan pasar memperkirakan kenaikan 25 basis poin (bps), tetapi beberapa juga meramal bisa lebih agresif dengan kenaikan 50 bps. 

Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), The Fed akan menaikkan bunga acuannya sampai empat kali tahun ini. Namun beberapa proyeksi juga menunjukkan bunga acuan The Fed bisa naik sampai lima kali.

Dari dalam negeri, pergerakan rupiah masih akan dibayangi lonjakan kasus Covid-19. "Kasus naik terus dan berpotensi lebih tinggi dari puncak gelombang kedua di Juli tahun lalu, ini memberi tekanan ke rupiah," kata Ariston.

Pemerintah melaporkan terdapat tambahan 37.492 kasus positif baru pada Selasa (8/8), naik 43,5% dibandingkan sehari sebelumnya. Penambahan kasus ini masih berasal dari DKI Jakarta sebanyak 10.817 kasus baru.

Kendati demikian, sejumlah provinsi di luar Jawa mulai menunjukkan kenaikan kasus. Dari 10 provinsi di wilayah Sumatera, hanya Kepulauan Riau dan Riau yang mencatatkan kenaikan kasus di bawah 100%. Selebihnya bahkan mencatat kenaikan di atas 150%, seperti di Sumatera Barat yang melaporkan lonjakan sampai 682% dalam sehari.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said