Rupiah Menguat ke 14.346 per Dolar AS Jelang Penentuan Bunga Acuan BI

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi. Rupiah menguat pagi ini di tengah pelemahan mayoritas mata uang Asia.
Penulis: Agustiyanti
10/2/2022, 09.13 WIB

Di sisi lain, menurut dia, tekanan terhadap rupiah juga berpotensi muncul karena pasar tengah menantikan data inflasi konsumen AS bulan Januari yang dirilis malam ini. Data inflasi AS yang kemungkinan melebihi ekspektasi pasar yaitu sebesar 7,3% akan memvalidasi ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini. Hal ini berpotensi mendorong penguatan dolar AS.

"Dengan kemungkinan konsolidasi ini, penguatan rupiah mungkin tidak jauh dan berpotensi tertekan lagi. Rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 14.340 per dolar AS, sementara potensi pelemahan ke arah Rp 14.370 per dolar AS," kata dia. 

Analis DC Futures Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini dalam rentang Rp 14.300 hingga Rp 14.400 per dolar AS. Hasil rapat dewan gubernur BI yang kemungkinan menahan bunga acuan di tengah kenaikan inflasi dapat mendukung rupiah yang tengah mendapat tekanan dari kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19. 

"Faktor lain yang bisa mendukung rupiah adalah naiknya harga batu bara. Perkembangan covid-19 dengan kasus kematian dan kebutuhkan rumah sakit yang rendah juga telah melegakan investor karena pemerintah kemungkinan tidak akan menerapkan PPKM yang ketat," kata dia. 

Menurut dia, rupiah banyak mendapat dukungan dari faktor domestik. Sentimen positif investor tercermin dari aliran modal asing yang masuk Rp 6 triliun dalam sepekan terakhir dipicu langkah-langkah pemerintah menarik investor asing. "Investor lebih akan wait and see melihat data inflasi AS. Di luar tekanan inflasi AS, rupiah banyak mendapat dukungan dari faktor domestik," kata dia. 

Halaman: