Dampak Perang Rusia-Ukraina, Surplus Perdagangan RI Bisa Capai Rp 47 T

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Sejumlah truk pengangkut peti kemas melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/12/2021).
15/3/2022, 07.56 WIB

Berbeda dengan David, Faisal memperkirakan impor tumbuh lebih rendah dibandingkan ekspor yakni 39,74% secara tahunan. Impor Februari diperkirakan masih tumbuh kuat dibandingkan bulan sebelumnya karena PPKM hanya sedikit menurunkan mobilitas publik. Selain itu, PMI manufaktur juga tetap berada di wilayah ekspansi.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus neraca dagang mencapai US$ 3,1 miliar. Seperti dua ekonom sebelumnya, ia memperkirakan peningkatan neraca dagang bulan Februari terutama karena peningkatan nilai ekspor berkat kenaikan harga komoditas.

Josua memprediksi ekspor tumbuh 40,04% secara year non year. Sedangkan impor diperkirakan tumbuh 37,3%, didorong oleh peningkatan impor migas akibat kenaikan harga minyak mentah dunia sebesar 11,47% di bulan Februari. 

"Di sisi lain, pertumbuhan impor cenderung terbatasi oleh penurunan laju aktivitas manufaktur Indonesia, terlihat dari PMI Manufacturing yang turun menjadi 51,2 dari sebelumnya 53,7." ujarnya kepada Katadata.co.id.

Adapun surplus neraca dagang pada Januari 2020 tercatat sebesar US$ 930 juta. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya US$ 1,01 miliar maupun dibandingkan Januari 2020 sebesar US$ 1,96 miliar.

Nilai ekspor bulan Januari sebesar US$ 19,16% atau naik 25,31% dari periode yang sama tahun lalu. Tetapi impor tumbuh lebih tinggi yakni 36,77% secara year on year menjadi US$ 18,23 miliar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said