Sementara dari global, penguatan rupiah didukung oleh sentimen risk on kuat di bursa. Hal ini menyebabkan pelemahan pada dolar AS dan menguatkan asset dan mata uang beresiko.
Senada dengan Lukman, analis pasar uang Ariston Tjendra menyebut sentimen terhadap rupiah cenderung positif hari ini. Nilai tukar rupiah bisa ditutup menguat terhadap dolar AS melanjutkan pergerakan rupiah yang juga ditutup menguat kemarin.
Ia memperkirakan rupiah akan bergerak ke kisaran Rp 14.450 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.500 per dolar AS. Menurutnya, sentimen pasar pagi ini terlihat positif terhadap aset berisiko, tercermin dari indeks saham Asia bergerak menguat.
Nikkei 225 Jepang menguat 0,90% bersama Shanghai SE Composite 0,42% , Kospi Korea Selatan 0,41% , Nifty 50 India 0,64% dan Straits Times STI 0,25%. Meski begitu, beberapa indeks yang melemah FTSE Bursa Malaysia KLCI 0,33% , Taiex Taiwan 0,73% dan Hang Seng Hong Kong 1%.
"Pasar memanfaatkan momentum buy on dip untuk mendapatkan peluang kenaikan di tengah aktivitas ekonomi yang sudah melonggar," kata Ariston.
Meski demikian, ini bukan berarti isu yang melemahkan rupiah sudah hilang. Kekhawatiran terhadap inflasi dan kenaikan agresif suku bunga acuan AS bisa kembali lagi menekan rupiah.