Rupiah Melemah Jadi Hampir Rp 15.000/US$ Jelang Rapat Bank Sentral AS

ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja/wsj/foc.
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di lokasi penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
19/9/2022, 09.33 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,25% ke level Rp 14.975 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pagi ini. Ini terjadi menjelang pertemuan bank sentral AS, The Fed awal pekan ini.

Berdasarkan laman Bloomberg, rupiah semakin tertekan ke level Rp 14.987 per dolar AS pada Pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan akhir pekan lalu Rp 14.955.

Mayoritas mata uang Asia lainnya terpantau melemah terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang melemah 0,19%, dolar Taiwan 0,09%, won Korea Selatan 0,01%, rupee India dan dolar Singapura 0,05%, yuan Cina 0,31%, ringgit Malaysia 0,21% dan baht Thailand 0,24%.

Sebaliknya, peso Filipina menguat 0,11%. Sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah kembali tertekan hari ini imbas pertemuan The Fed. Rupiah diprediksi melemah ke level Rp 14.950 - Rp 14.980, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.880 per dolar AS.

Pembuat kebijakan The Fed dijadwalkan bertemu pada 20 - 21 September. Mayoritas memperkirakan bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan 0,75% untuk ketiga kalinya, setelah naik dengan besaran yang sama pada Juni dan Juli. 

Berdasarkan alat pemantauan CME FedWatch hari ini, probabilitas kenaikan 0,75% mencapai 80%. Sisanya yakni 20% memperkirakan kenaikan 1%.

Ekspektasi tersebut berubah dibandingkan akhir pekan lalu, yakni probabilitas kenaikan 100% hanya 15%.

"Ekspektasi pasar tersebut dipicu oleh level inflasi AS yang masih tinggi di atas 8% dan pernyataan para petinggi the Fed yang menginginkan inflasi turun dengan kebijakan pengetatan moneter agresif," kata Ariston dalam risetnya, Senin (19/9).

Kenaikan bunga akan mengerek imbal hasil alias yield US Treasury. Kenaikan ini kemudian akan memperkuat dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Dari dalam negeri, Ariston melihat pasar masih khawatir soal dampak kenaikan harga BBM. Kenaikan harga akan mengerek inflasi makin tinggi dan berimplikasi terhadap kinerja ekonomi. Sentimen ini bisa memberi tekanan tambahan ke rupiah.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bergerak stagnan dengan kecenderungan melemah terbatas. Indeks dolar terlihat bertahan mendekati level tertinggi dalam dua dekade.

Ia pun memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 14.900 - Rp 15.000 per dolar AS hari ini.

Pelaku pasar mengantisipasi beberapa pertemuan bank sentral dunia pada pekan ini seperti The Fed, bank sentral Inggris BoE dan Jepang BoJ.

Dari dalam negeri, rupiah akan tertolong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Indonesia. 

"Pelaku pasar menanti pertemuan untuk kebijakan Bank Indonesia yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga 0,25%," kata Lukman dalam risetnya.

Reporter: Abdul Azis Said